Raut Muka Kecewa Nilmaizar saat Semen Padang Kalah

oleh Arya Sikumbang diperbarui 29 Feb 2016, 20:21 WIB
Nilmaizar, memendam kekecewaan saat tim asuhannya Semen Padang kalah 1-2 dari Persiba Balikpapan. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Balikpapan - Semen Padang menjadi tim kedua berstatus finalis Piala Jenderal Sudirman (PJS) yang gagal memetik kemenangan di laga pembuka Piala Gubernur Kaltim. Di pertandingan pembuka Grup C menghadapi tuan rumah Persiba Balikpapan, Senin (29/2/2016) di Stadion Persiba, Balikpapan, Hengki Ardiles dkk. harus mengakui keunggulan skuat asuhan Eduard Tjong 1-2.

Hasil buruk mengikuti capaian yang dibukukan juara PJS, sebelumnya Mitra Kukar yang harus takluk dari Madura United pada pertandingan pertama penyisihan grup B dengan skor telak 3-0.

Advertisement

Secara keseluruhan penampilan kedua tim bisa dikatakan berimbang, namun tuan rumah terkesan lebih beruntung hingga mampu menceploskan dua gol melalui Boakay Eddy Foday melalui titik putih pada menit ke-35. Gozali Muharram kemudian menggandakannya dua menit berselang. Gol balasan Tim Urang Awak dipersembahkan Irsyad Maulana di awal babak kedua melalui eksekusi penalti.

Semen Padang dipastian kehilangan pemain anyar asal Mitra Kukar, Defri Riski pada laga kedua menghadapi Surabaya United, Kamis (3/3/2016) sore. Defri menjadi tumbal kekalahan Semen Padang setelah dua kali mendapat kartu kuning.

Menanggapi hasil minor yang diderita timnya, Nilmaizar menyebut banyak hal yang memengaruhi penampilan timnya saat dijamu Tim Beruang Madu. Selain memang belum maksimalnya kerja sama antar lini, pengaruh lapangan yang kurang bagus juga berdampak atas penampilan Hengki Ardiles dkk.

Meski tidak secara vulgar menyalahkan kepemimpinan wasit yang saat itu banyak merugikan timnya, namun raut muka Nil terlihat kental dengan raut kecewa. Pasalnya beberapa kali keputusan wasit cenderung menguntungkan tuan rumah.

Keputusan yang paling merugikan, ketika sang pengadil memberikan penalti kepada Persiba buntut handball yang dilakukan Handi Ramdan di areal kotak 16 besar sendiri, pertengahan babak kedua. Padahal dari layar televisi terlihat jelas tangan Handi tidak aktif, bola hanya mengenai lengan, namun wasit memutuskan handball yang tentunya keuntungan untuk tim lawan.

 “Kalau untuk wasit anda bisa lihat sendiri, saya tidak mau komentar,” ujar pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 tersebut.

Walau begitu, pelatih asal Payakumbuh itu tetap mengapresiasi perjuangan anak didiknya. “Anak-anak sudah berusaha maksimal. Masih ada dua pertandingan lagi, kami akan evaluasi hasil laga ini. Mudah-mudahan pada pertandingan selanjutnya hasilnya lebih baik” beber Nilmaizar.