Bola.com, Samarinda - Persela Lamongan dan Gresik United sama-sama terluka. Tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu kecewa karena merasa kemenangannya di laga perdana dirampas wasit menyusul golnya yang dianulir, sementara GU dibantai 1-3 oleh Arema Cronus. Kini, kedua tim terluka itu akan saling bertumbukan, Selasa (30/2/2016) di Stadion Palaran, Samarinda.
Persela sendiri berniat mencari pelampiasan atas kekecewaan mereka di partai sebelumnya. GU akan menjadi sasaran Khoirul Huda dkk. mencari kemenangan meyakinkan untuk membuktikan bahwa mereka pantas menang atas PBFC di laga sebelumnya.
“Kami akan buktikan bahwa kami yang seharusnya menang di laga itu. Lihat saja bagaimana penampilan kami di pertandingan ini,” ujar Didik Ludianto, asisten pelatih Persela.
Baca Juga
Didik memang paling terpukul dengan kegagalan timnya meraih kemenangan di laga perdana lalu. Maklum, kesempatannya memperbaiki catatan buruk di dua turnamen sebelumnya, Piala Presiden 2015 dan Piala Jenderal Sudirman sirna karena keputusan kontroversial sang pengadil.
Kendati geram, Didik tak mau apa yang ia rasakan dimiliki para pemainnya. Karena itu, setelah pertandingan lawan PBFC usai, ia meminta seluruh skuatnya fokus menatap pertandingan kontra GU. Ia juga berupaya membangun suasana tim serileks mungkin, agar para pemainnya bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya di laga ini.
“Dalam latihan saya sudah tekankan kepada pemain agar terus berkomunikasi. Sejauh ini, para pemain sudah tahu apa yang harus mereka lakukan,” tutur Didik.
Pertandingan lawan GU memang peluang terbesar bagi Persela untuk meraih poin penuh. Maklum, secara teknis, GU paling amburadul dibanding tiga tim peserta Grup A ini. Setidaknya, hal itu bisa dilihat dari permainan mereka saat tumbang 1-3 dari Arema Cronus.
Pelatih Gresik United, Nus Yadera sendiri mengakui, persiapan singkat yang dimiliki timnya membuat Juni Irawan dkk. belum padu. Koordinasi antar lini tidak berjalan lantaran saling pengertian antarpemain belum terjalin dengan baik.
Tak hanya itu, fisik para pemainnya juga masih di bawah standar. “Kalau meningkatkan fisik di tengah turnamen berjalan tentu tidak mungkin, karena itu saya tekankan supaya mereka disiplin posisi,” kata Nus.