Bola.com, Semarang - Bagi pencinta sepak bola Indonesia, nama eks pelatih Timnas, Sartono Anwar, sudah tak asing lagi. Juru taktik racik tim yang sukses bersama PSIS Semarang itu terkenal sebagai sosok yang tegas dan keras kala meracik sebuah tim.
Karakter tersebut ternyata belum hilang. Saat diminta bantuan untuk melatih tim Siwo Jateng yang dipersiapkan menghadapi Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XII di Bandung, 25-30 Juli 2016, karakter itu masih terlihat.
"Ya tetap galak, namun tetap sedikit direm karena wartawan bagi saya seperti teman. Apalagi mayoritas mereka bukan pemain sepak bola murni," kata Sartono saat berbincang dengan bola.com.
Melatih tim wartawan memang jadi pengalaman baru bagi sosok pelatih berusia 68 tahun tersebut. Kali terakhir ayah Nova Arianto itu membesut klub Liga Nusantara (Linus), Persak Kebumen.
Baca Juga
Jauh sebelumnya beberapa tim besar pernah merasakan sentuhan magisnya, seperti PS UMS Jakarta dan BPD Jateng di era Galatama. Lalu Assyabaab Salim Group, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Putra Samarinda, Persegi Gianyar, termasuk klub tempat kelahiran, PSIS.
Sartono mengungkapkan membesut tim Siwo Jateng butuh usaha keras. Sebab, materi pemain yang berasal dari hobi dinilai tak memiliki fisik yang kuat layaknya pesepak bola profesional. Hal tersebut jadi tantangan Sartono karena skuatnya memiliki modal semangat juang untuk meraih prestasi usai babak belur di Porwanas sebelumnya yang berlangsung di Jawa Timur.
"Para pemain sangat antusias. Kadang-kadang ada lucunya, kalau pemain-pemain yang sudah berusia 30 tahun lebih harus dipaksa berlari. Ya, itu bagian dari tantangan saya membentuk performa tim," tutur pelatih yang gemar mengenakan topi pet itu.
Meski tak melatih klub profesional, Sartono bertekad membawa tim yang dimanajeri Ketua Asprov PSSI Jateng, Johar Ling Eng, itu meraih prestasi terbaik. "Ini membawa nama Jateng tempat di mana saya lahir dan mengawali karier di sepak bola. Amanah ini akan saya bawa sebaik-baiknya," kata Sartono.