Bola.com, Tenggarong - Manajemen Madura United benar-benar ingin membuat nyaman para pemainnya. Tim besutan Gomes de Oliveira ini pada Rabu (9/3/2015) melakoni semifinal Piala Gubernur Kaltim menghadapu Persiba Balikpapan dan Arema Cronus di Stadion Aji Imbut, Tenggarong.
Menjelang laga krusial ini, manajer Madura United, Haruna Soemitro, mengumumkan bila Fabiano Rosa Beltrame dkk. mampu ke final dan memenangi turnamen ini, hadiah senilai Rp 1,5 miliar 100 persen bakal jadi hak pemain dan tim pelatih.
Apa latar belakang manajemen klub mengeluarkan keputusan itu? Berikut wawancara bola.com dengan manajer yang pernah menjabat Ketum Pengprov PSSI Jatim tersebut:
Apa alasan manajemen memberikan semua hadiah kepada tim?
Kami tahu diri. Manajemen selama pembentukan tim hingga tampil di Piala Gubernur Kaltim merasa belum memberikan kesejahteraan kepada pelatih dan pemain. Jadi wajar bila seluruh hadiah untuk mereka karena pelatih dan pemain sudah bekerja keras untuk Madura United.
Apakah manajemen merasa punya kas berlebihan hingga tak meminta hak atas hadiah tersebut?
Ini bukan soal klub punya saldo atau kami punya banyak duit. Tapi, kami merasa tak berhak meminta bagian dari keringat yang telah dikeluarkan pemain. Ini murni kebijakan dari pengurus, terutama pemilik klub, Achsanul Qosasi.
Kebijakan ini bagi klub lain mungkin tidak lazim. Mungkin di klub lain ada persentase pembagian hadiah antara klub dan pemain. Tapi kami tak bisa seperti itu, karena selama tim ini terbentuk manajemen belum memberikan yang terbaik buat pemain.
Baca Juga
Apakah pemberian total hadiah itu untuk merangsang pemain agar tampil mati-matian di lapangan?
Tidak, kami tak menganggap hadiah itu jadi perangsang. Semua kami kembalikan ke pemain. Kalau ingin dapat uang banyak, jadilah juara. Mereka harus bekerja keras untuk itu. Jadi di ajang ini, klub tak punya target juara. Pemain yang ingin juara, karena mereka tahu kalau juara uang Rp 1,5 miliar jadi milik mereka.
Keuntungan materi apa yang diperoleh klub dari turnamen ini?
Kami tak mengejar materi. Ini tim baru yang butuh pengakuan dan proses belajar menjadi tim profesional. Manajemen malah sangat berterima kasih kepada panpel Piala Gubernur Kaltim yang telah memberi fasilitas gratis mulai transportasi hingga akomodasi. Kami tinggal datang, tidur, dan bertanding.
Coba bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan jika semua bayar sendiri. Misalnya tiket pesawat, hotel, dan fasilitas tempat latihan.
Jadi manajemen sama sekali tak dapat pemasukan dari turnamen ini?
Nol rupiah. Kami tak dapat apa-apa. Manajemen hanya dapat kepuasan secara teknis, karena bisa melihat kinerja tim ini. Semua match fee dari tiga pertandingan babak penyisihan lalu senilai Rp 350 juta, untuk tim ofisial dan pemain dengan persentase berbeda.
Untuk pemain yang merumput rata-rata mengantongi Rp 17 juta. Jika mereka ingin pulang dengan kantong lebih tebal lagi, silakan jadi juara dan ambil semua hadiah Rp 1,5 miliar itu.