Wawancara Hasan Basri Lohy: Calon Idola Baru Suporter PSM

oleh Abdi Satria diperbarui 10 Mar 2016, 11:00 WIB
Hasan Basri Lohy merasa beruntung bergabung bersama PSM di saat tepat.(Bola.com/Abdi Satria)

Bola.com, Makassar - Sosok Hasan Basri Lohy belakangan jadi idola baru di kalangan suporter Makassar. Meski dalam tiga uji coba PSM Makassar, Basri hanya berstatus sebagai pemain pelapis, mantan pemain Pelita Bandung Raya dan Pusamania Borneo FC ini selalu mendapat aplaus suporter kala beraksi meliuk-liuk melewati pemain lawan dari sisi sayap sebelum melepaskan umpan silang.

Bagi Basri, bisa bergabung di PSM adalah salah satu impian sebagai pesepak bola. Penyerang bertubuh mungil yang saat ini berusia 29 ini berharap bisa menghabiskan karier bersama tim Juku Eja.

Ditemui bola.com di Lapangan Karebosi beberapa hari lalu, Basri menceritakan keseharian dan obsesinya bersama PSM. Berikut petikan wawancaranya:

Apa yang membuat Anda tertarik bergabung dengan PSM?

PSM adalah klub besar dan kebanggaan Indonesia Timur. Banyak pesepak bola dari kawasan ini ingin bermain di PSM termasuk saya. Apalagi, Makassar bukan kota yang asing buat saya. Selain punya keluarga dan teman di Makassar, saya kerap bermain pada turnamen tarkam di Kota Daeng kala jeda kompetisi.

Intinya, bagi saya Makassar sudah seperti rumah sendiri. Jadi, ketika mendengar kabar manajemen PSM butuh penyerang sayap, saya langsung melamar. Alhamdulillah, setelah menjalani seleksi, saya akhirnya bisa teken kontrak di PSM.

Advertisement

Sebagai pemain yang berasal dari luar Makassar, bagaimana Anda beradaptasi dengan situasi dan kondisi tim?

Saya beruntung datang ke PSM dalam kondisi dan waktu yang tepat, saat manajemen PSM memberi kesempatan pemain untuk unjuk kemampuan di Juku Eja tanpa melihat asal daerah pemain.

Begitu pula dengan pemain asli Makassar yang dipertahankan. Mereka terbuka dengan pemain luar seperti saya. Seperti Syamsul Chaeruddin. Meski Syamsul pemain asli Makassar dan paling senior di PSM, dia membantu saya beradaptasi dengan cepat dengan memberi banyak masukan.

Syamsul bilang, sebagai pemain PSM wajib bermain sesuai karakter tim yang mengandalkan permainan cepat dan keras. Tidak peduli sang pemain asli Makassar atau tidak. Menurut saya itu hal yang normal.

Anda tampil sebagai pelapis pada tiga uji coba PSM. Anda kecewa?

Bagi saya, jadi pemain utama atau pelapis tidak masalah. Yang penting bisa berkontribusi buat tim. Apalagi pelatih Luciano Leandro sudah memberitahu soal gambaran peran saya dalam tim pada Indonesia Soccer Championship A 2016. Luciano bilang akan memainkan saya di saat konsentrasi dan fisik lawan sudah menurun. Rencananya, saya jadi pelapis Ferdinand Sinaga dan Rahmat Syamsuddin.

Bagaimana adaptasi Anda dengan kehidupan di Makassar?

Normal saja. Sebagai orang timur saya beruntung tidak terkendala bahasa dan makanan selama di Makassar. Hanya, saat ini saya belum ada waktu untuk berkeliling Makassar karena fokus seleksi dan latihan bersama PSM.

Anda sudah resmi berbaju PSM. Apa target Anda di tim ini?

Sebagai pemain saya tentu ingin membawa PSM juara di Indonesia Soccer Championship A 2016 sesuai harapan suporter dan manajemen. Saya berharap PSM jadi pelabuhan terakhir dan semuanya bisa tercapai kalau saya berkontribusi besar buat PSM.