Bola.com, Madrid - Perjalanan Real Madrid pada Liga Champions 2015-2016 belum menemui hambatan. Rabu (9/3/2016) dini hari, mereka memastikan diri melaju ke babak perempatfinal. Langkah menawan di level Eropa, ternyata berbanding terbalik dengan kondisi yang sedang mereka hadapi di liga domestik.
Sampai jornada 28, El Real berada di peringkat ketiga klasemen sementara La Liga 2015-2016. Jika dilihat dari posisi, publik masih bisa menilai performa Real Madrid masih bagus. Toh, mereka masih bersaing dengan Barcelona, yang berada di puncak, dan Atletico Madrid.
Tapi pendapat itu akan berubah andai pertanyaan menjurus pada seberapa besar kans Los Blancos untuk bisa menyusul dua tim di atas mereka, plus kans menjadi jawara di akhir musim. Bisa dibilang, sebagian besar pihak menilai, harapan Madridistas untuk melihat tim kesayangan berjaya di Liga BBVA musim ini, semakin menipis.
Baca Juga
Bukan isapan jempol semata, patokan tersebut tertuju pada koleksi angka yang diraih Real Madrid sampai pekan ke-28. Saat ini, armada Cristiano Ronaldo dkk baru mengoleksi 60 poin, tertinggal 4 angka dari Atletico Madrid, dan 12 poin dari Barcelona.
Selisih angka tersebut menjadi sangat krusial, karena musim ini tinggal menyisakan 10 partai. Tak pelak, satu di antara pertandingan paling menentukan bakal terjadi pada ajang El Clasico, yang bakal dihelat di Estadio Camp Nou, Minggu (3/4/2016).
Jika pertandingan itu sampai luput alias tak menuai tiga angka, harapan menjadi raja di akhir musim sepertinya sudah pupus. "Kami tahu tekanan luar biasa yang berada di pundak teman-teman. Sekarang, satu yang harus kami lakukan sampai akhir musim adalah konsisten, meski itu susah karena kami juga berambisi untuk berjaya di Liga Champions," kata Sergio Ramos, bek Real Madrid, seperti dirilis EL Pais, dua hari lalu.
Kata 'konsisten' yang telontar dari mulut bek timnas Spanyol tersebut menjadi sesuatu yang sensitif. Bisa ditebak, satu di antara kelemahan Les Merengues musim ini adalah ketidakstabilan penampilan, yang membuat kehilangan beberapa poin penting.
Menelisik lebih jauh lagi, performa para pemain yang cenderung menurun dibanding musim lalu, terutama akumulasi sejak kedatangan Rafael Benitez, menjadi 'racun' tersendiri. Usaha Zinedine Zidane untuk menaikkan penampilan Real Madrid-pun tergolong sulit.
Secara umum sepanjang musim ini, penampilan beberapa penggawa penting Real Madrid terhitung menurun. Tak heran jiika Pelatih Zinedine Zidane, seperti dilansir The Sun beberapa waktu lalu, bersiap untuk melakukan cuci gudang.
Pemain selevel Cristiano Ronaldo-pun dikabarkan masuk dalam jajaran personal yang akan dilego pada musim panas tahun ini. Tak hanya CR7, ada beberapa pemain lain yang juga terancam angkat kaki, yakni Isco, Alvaro Arbeloa, James Rodriguez, Toni Kroos Casemiro, Danilo dan Jese Rodriguez.
Ronaldo sudah digadang-gadang bakal kembali ke Manchester United. Begitu juga dengan Sergio Ramos, yang tahun lalu sempat ditawar 32 juta pounds atau sekitar Rp 640 miliar. Setan Merah juga sempat tertarik pada James Rodriguez.
Kabarnya, dana hasil penjualan akan dialokasikan untuk mendatangkan Eden Hazard, yang bernilai sekitar 80 juta pounds atau Rp 1,6 triliun. Besaran tersebut menjadi bagian dari rencana daftar belanja senilai 250 juta pounds pada musim panas nanti.
Selain Hazard, beberapa pemain papan atas juga dirayu untuk datang ke Santiago Bernabeu. Beberapa di antara mereka, kiper Manchester United David De Gea, bomber Manchester City Sergio Aguero, gelandang asal Juventus Paul Pogba dan striker Bayern Munchen, Robert Lewandowski.
Rencana tersebut menjadi indikasi 'proyek' ZIdane untuk menyingkirkan beberapa penggawa yang tak menunjukkan performa terbaik di sisa musim. Jika melihat kondisi sekarang, beberapa pemain yang disebut di atas, layak dilego.
Cristiano Ronaldo memang terus mencetak gol, tapi faktor usia sudah berpengaruh terhadap kecepatan. Data EuroIndex menyebut, kecepatan lari CR7 sudah menurun hampir satu detik untuk lari dalam jarak 100 meter.
Sementara pemain seperti Isco, Alvaro Arbeloa, Danilo dan Jese Rodriguez, cenderung terus menurun, terutama di fase menjelang pemecatan Rafael Benitez. Saat ini, mereka sudah mulai menanjak di tangan Zinedine Zidane, meski belum memuaskan.
Isco sudah bermain 31 partai dengan 2 gol dan 9 assist. Pada periode 1.993 menit di lapangan, ia cenderung membaik dalam 7 partai terakhir, berkat catatan rata-rata tembakan tepat sasaran 1,8 per partai. Angka tersebut lebih bagus dibanding saat ada Rafael Benitez (1,1 per partai).
Sementara Alvaro Arbelo sepertinya tak punya peluang besar untuk masuk ke lapangan di sisa musim ini. Enam partai dengan kontribusi minim terhadap tiim, sudah cukup untuk membuatnya bisa saja tersingkir musim depan.
Sementara James Rodriguez harus terus menunjukkan performa positif agar tak tersingkir. Sepanjang musim ini, ia sudah 24 main, dengan 6 gol dan 6 assist sampai jornada 28. Level ketajamannya menambah sejak kedatangan Zidane, yakni dari rata-rata 0,9 tembakan tepat sasaran per laga, menjadi 1,6 tembakan per pertandingan.
Rodriguez menunjukkan itu saat mencetak satu gol ke gawang AS Roma, pada Leg 2 Babak 16 Besar Liga Champions, Rabu (/3/2016) dini hari WIB. "Saya sedang berada dalam kondisi bagus, dan gol itu memberiku kepercayaan diri. Saya yakin kami akan terus berprestasi di sisa musim ini," tegasnya.
Kekalahan dari Atletico Madrid, Sabtu (27/2/2016) menjadi satu contoh nyata. Meski langsung bangkit dengan menggelontorkan 10 gol dalam dua partai berikut di pentas La Liga, kehilangan tiga angka di rumah sendiri menimbulkan kerugian yang besar.
Penampilan tim yang menurun secara keseluruhan terlihat dari data statistik. Situs resmi La Liga menampilkan, sepanjang musim ini, Real Madrid sudah melakukan 434 tembakan ke arah gawang lawan, 15.916 umpan, dua kartu merah dan 48 kartu kuning. Secara khusus, dua indikator utama lebih buruk dibanding tiga musim terakhir.
Pada periode tiga tahun ke belakang, Real Madrid pada jornada 28 mampu mengoleksi rata-rata 496 tembakan dan 16.200 umpan. Indikasi lain yang menggambarkan perbedaan yang cukup lebar ada di sisi penguasaan bola, terkena tembakan tim lawan, tekel, pelanggaran dan kemampuan pemain mencegat aliran bola lawan.
Pada sisi penguasaan bola misalnya, tahun ini armada Real Madrid hanya sanggup mencatat angka 57 persen. Sedangkan rata-rata dalam tiga tahun ke belakang mencapai 64 persen per pertandingan.
Begitu juga dengan tembakan dari lawan yang musim ini mencapai rata-rata 11,4 per pertandingan, berbanding 10,8 per partai dalam tiga musim lalu. Begitu juga dengan kemampuan menekel yang menurun dari 18,8 per gim musim ini, berbanding 19,4. Lalu intersep musim ini 17,3 per partai, lebih sedikit dibanding tiga tahun silam (19,1 per laga).
Data tersebut bisa menggambarkan level agresivitas Real Madrid yang cenderung menurun. Tak heran jika empat kekalahan yang mereka alami berasal dari efektivitas permainan yang kurang bagus.
Corak permainan juga mengalami perubahan, dan bisa terihat dari asal gol. Musim ini, Si Putih dari Ibukota Spanyol mampu mengemas 52 gol (64%) dari permainan terbuka, 14 gol dari set piece (17%), serangan balik (7 gol/9%), penalti (6 gol/7%) dan bunuh diri lawan (2 gol/2%). Distribusi tersebut berbeda dengan apa yang terjadi pada rata-rata tiga musim terakhir. Pada periode tersebut, sumber gol dari permainan terbuka mencapai angka 67%, set piece (18%), serangan balik (6%), penalti (5%) dan bunuh diri lawan (2%).
Terlepas dari sisi negatif jika dilihat dari data seluruh musim, posisi Zidane saat ini diprediksi terus menguat. Performa permainan setelah kalah dari Atletico Madrid, juga sangat menjanjikan. "Zidane punya kapasitas bagus, dan saya yakin dia akan sukses menangani Real Madrid, bukan musim ini, melainkan musim depan," ujar eks rekan setim Zidane di Juventus, Pavel Nedved.
Sumber: Berbagai sumber