Bola.com, Birmingham - Ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, gagal total pada ajang All England 2016. Pasangan nomor dua dunia tersebut sudah harus tersingkir pada babak pertama.
Baca Juga
Greysia/Nitya secara mengejutkan kalah dari pasangan non-unggulan asal Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao, dengan skor 18-21, 21-23. Hasil ini jelas di luar dugaan mengingat Greysia/Nitya merupakan unggulan kedua pada ajang tersebut.
Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, tak menyalahkan pemain atas kegagalan ini. Justru dia akan bertanggung jawab dan siap untuk mengevaluasi kinerjanya, termasuk dalam hal pola latihan dan komunikasi dengan pemain.
"Saya lihat penampilan Greysia/Nitya tidak seperti biasanya. Lebih ada faktor ketegangan, seperti ada beban yang tidak terlepaskan. Saya bukannya mengevaluasi mereka berdua, tapi saya lebih mengevaluasi kepada diri sendiri," ujar Eng Hian, dalam rilis yang diterima Bola.com, Jumat (11/3/2016).
"Apakah ada komunikasi saya yang salah, apakah ada penyampaian yang salah, atau selama ini ada penjabaran program turnamen dan target yang menjadi beban mereka," tambahnya.
Performa Greysia/Nitya pada tahun ini terbilang menurun. Sebelum All England, keduanya juga tampil kurang greget pada ajang Jerman Terbuka 2016, awal Maret. Ketika itu, juara Asian Games 2014 tersebut tersingkir di babak semifinal dari pasangan non-unggulan asal Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, dengan skor 21-16, 22-24 dan 19-21.
"Dari akhir tahun 2015, saya sudah jabarkan target mereka ada di All England, Indonesia Open Super Series Premier, dan Olimpiade. Turnamen di antara itu sebagai penjembatan saja, namun bukan tanpa target. Mereka tetap tidak boleh kalah dengan cara yang aneh. Sebagai pemain peringkat dua dunia, mereka harus mempertahankan dan memperlihatkan kualitas permainan," ungkap pria berusia 38 tahun tersebut.
"Ini yang saya lihat lagi, saya mempertanyakan kepada diri saya, apa ada komunikasi yang salah dalam penjabaran tersebut. Saya lebih mengevaluasi diri saya ketimbang penampilan pemain," imbuhnya.
Mantan pemain ganda putra Indonesia ini mengakui pola komunikasi dengan pemain harus mengalami perubahan karena adanya perkembangan zaman. "Dulu pola pikirnya, kalau mau bahagia harus bekerja keras dulu. Sekarang tidak bisa. Saya harus kasih mereka bahagia dulu baru mereka mau bekerja keras," tutur Eng Hian.
Namun, Eng Hian mengaku belum melakukan evaluasi terhadap performa Greysia/Nitya di All England secara keseluruhan. Dia tak ingin menimbulkan rasa emosi dalam diri anak asuhnya. "Saya juga mengerti beban mereka. Kalau dipaksakan yang ada nanti jadi emosi, karena All England juga menjadi target mereka pribadi. Nanti di Jakarta baru kami gali lebih dalam lagi apa yang menjadi kendala untuk menyusun program menuju Olimpiade," kata Eng Hian.