Bola.com, Jakarta - Ganda putra terbaik Indonesia saat ini, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, gagal memenuhi ekspektasi di All England 2016. Ditarget jadi juara, pasangan ranking dua dunia itu tersingkir di babak kedua.
Hendra/Ahsan kalah dari pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Juara All England 2014 itu menyerah dalam pertarungan tiga gim 15-21, 21-15, 17-21.
Baca Juga
Pelatih ganda putra pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi, membeberkan alasan di balik kegagalan Hendra/Ahsan. Secara teknik dan pola permainan, Herry IP menilai dua kali juara dunia itu sudah bagus. Hanya, otot tangan Hendra/Ahsan kalah kuat dibanding lawan.
"Kok yang dipakai di All England 2016 agak berat. Jadi, dibutuhkan tenaga ekstra untuk mematikan lawan. Senjata utama untuk membunuh lawan di pertandingan ganda putra level dunia adalah dengan smes keras. Kalau tenaganya kurang, sulit untuk menembus pertahanan lawan. Inilah kekurangan Hendra/Ahsan," kata Herry IP dalam rilis yang diterima Bola.com, Jumat (11/3/2016).
Herry IP juga menyebut persiapan yang kurang sebagai penyebab kegagalan Hendra/Ahsan.
"Koo/Tan lebih siap karena mereka tak turun di kualifikasi Piala Thomas 2016. Jadi, secara fisik mereka lebih segar dan punya waktu persiapan yang lebih banyak sebelum tampil di All England," ujar Herry IP.
Selain itu, Herry IP menganggap Koo/Tan bermain lebih cerdas ketimbang Hendra/Ahsan.
"Koo/Tan tak mau terjebak dengan pola permainan Hendra/Ahsan. Mereka bermain sabar dengan banyak mengangkat bola dan menghindari adu drive. Begitu ada kesempatan, mereka baru melancarkan serangan yang mematikan,” kata Herry IP.
Indonesia gagal menempatkan wakil di nomor ganda putra pada perempat final All England 2016. Selain Hendra/Ahsan, tiga pasangan lain, yaitu Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro, dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, juga sudah angkat koper pada babak-babak awal.
Bagi Herry IP, hasil di All England memang mengecewakan. Namun, dia tetap mengambil sisi positif dengan menjadikan kegagalan tersebut sebagai bahan evaluasi demi meraih prestasi maksimal di Olimpiade 2016.
“Kami bisa dibilang gagal memenuhi target di All England. Banyak yang harus dievaluasi, apa yang harus diperbaiki dan apa yang masih kurang. Saya melihat hal ini sebagai sesuatu yang positif. Hendra/Ahsan kalah berarti mereka masih punya kekurangan. Ini yang harus diperhatikan menuju persiapan ke Olimpiade,” tutur Herry IP.