Bola.com, Padang - Rully Rudolf Nere, namanya sudah tidak asing lagi di pentas sepak bola nasional. Meski sudah pensiun dari lapangan hijau, nama pemain kelahiran Papua yang pernah memperkuat Timnas era 80-an itu tetap saja harum dan menjadi idola publik terutama daratan Papua.
Pasca pensiun sebagai pemain, Rully sempat melatih beberapa klub seperti PSPS Pekanbaru, Persiba Bantul, dan PSBS Biak, serta Timnas U-21.
Selama ini Rully Nere masih tetap aktif berkecimpung di lingkungan sepak bola nasional. Pada Minggu (13/3/2016), Rully hadir di Padang dalam laga amal yang mempertemukan Indonesia All Star menghadapi Padang All Star pada pembukaan turnamen Irman Gusman Cup.
Baca Juga
Pemain yang semasa jayanya menempati posisi gelandang itu seolah tak henti memberikan masukan untuk sepak bola nasional terutama Tim Garuda yang sekarang ini terbenam karena pembekuan PSSI.
Kepada bola.com, Rully mengkritisi karakter pemain Timnas Indonesia di era sekarang. Ia menilai pemain Timnas Indonesia belakangan ini tidak memiliki mental juara dan tidak bangga dengan penghargaan sebagai pemain Timnas. Mereka, menurut Rully, cepat besar kepala dan lebih mengutamakan uang daripada nama besar Timnas.
"Dulu kami dibentuk sangat sulit. Untuk masuk Timnas pun harus melalui beberapa tahapan, syarat utamanya harus tampil di kompetisi perserikatan, hanya pemain terbaiklah yang direkomendasikan masuk ke Timnas. Ini wajib dipenuhi, makanya sangat susah sekali berseragam Timnas," ujar Rully Nere.
Rully lantas membandingkan seleksi pemain Timnas Indonesia dulu sangat berbeda dengan pembentukan Tim Merah-Putih era sekarang. "Dulu kebanggaan membela Timnas lebih berharga daripada uang, meski kami tidak memungkiri uang juga penting. Beda dengan pemain sekarang, banyak pemain besar karena didukung media hingga besar kepala, terbuai dengan ketenaran," tambahnya.