Perjuangan Kiper Madura United Bangun Rumah untuk Keluarga

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 16 Mar 2016, 15:30 WIB
Heri Prasetyo, kiper Madura United yang kini dipinjamkan ke PS Polri. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Bola.com, Surabaya - Musim lalu saat masih membela Surabaya United, Heri Prasetyo, harus menghentikan proses pembangunan rumahnya di Malang. Kini, Heru yang bergabung Madura United mulai merajut asa mendirikan hunian untuk keluarga.

Ini terjadi lantaran dana yang ia miliki tak cukup untuk meneruskan pembangunan rumahnya yang sudah setengah jalan. Maklum, sejak kompetisi dihentikan, penghasilan pemain asal Malang ini menyusut drastis. 

Apalagi, di Surabaya United ia hanya mendapatkan sekali kesempatan menjadi kiper utama, selebihnya, ia banyak duduk di bangku cadangan. Saat masih ada Jendry Pitoy, eks kiper Persibo Bojonegoro ini tak jarang harus menonton rekan-rekannya berlaga dari tribun penonton, karena kiper cadangan diisi oleh Thomas Ryan Bayu.

Karena itu pula, sepanjang musim 2015 Heri hanya mengandalkan uang bulanan yang disebut “beasiswa” yang besarannya sama dengan 25 persen dari total gaji normal. Dana sebesar itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Musim lalu, uang bulanan serta tambahan dari turnamen-turnamen yang saya terima hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari,” katanya. 

Advertisement

Kini, mengawali musim baru di Madura United, Heri bisa bernapas lega. Ia mendapatkan penghasilan bulanan yang lebih besar lantaran menjadi kiper utama. Heri merasa jauh lebih tenang, bukan hanya karena penghasilannya lebih besar, tapi ia juga memiliki kesempatan yang jauh lebih banyak dibanding saat masih memperkuat Surabaya United. 

Heri pun bersyukur, sebab apa yang ia peroleh sekarang dianggap sebagai rezeki yang tertunda.

“Saya merasakan bahagia yang luar biasa di tim baru ini. Karena apa yang saya idamkan selama ini akhirnya saya dapatkan semua di sini. Syukur Alhamdulillah, semua jalan ini dari Allah SWT,” jelasnya. 

Kendati selama di Surabaya United ia tak mendapatkan apa yang ia diidam-idamkan, Heri tak pernah merasakan sakit hati maupun dendam pada klub lamanya, maupun pada sang pelatih. Baginya, apa yang terjadi di masa lalu tak perlu diingat-ingat, lebih-lebih sampai sakit hati. Menurutnya, tidak ada yang salah atas apa yang terjadi selama di Surabaya United.

Ia menyatakan, menyukuri yang ada sekarang jauh lebih baik daripada mengingat-ingat masa lalu yang kurang baik.