Madura United Ungkap Penyebab Kegagalan di Final PGK

oleh Gatot Susetyo diperbarui 15 Mar 2016, 16:30 WIB
Madura United mengeluhkan pengawalan menuju Stadion Palaran, Samarinda, jelang laga final Piala Gubernur Kaltim, yang hanya dikawal satu motor patwal. Foto diambil dari dalam bus Madura United. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Surabaya - Kubu Madura United akhirnya mengungkap beberapa kendala yang menyebabkan Fabiano Beltrame dkk. gagal menjuarai Piala Gubernur Kaltim, Minggu (13/3/2016). Di laga final yang dimainkan di Stadion Palaran, Samarida, Madura United takluk 0-1 dari Pusamania Borneo FC.

Kendala yang dihadapi itu, seperti disampaikan manajer Madura United, Haruna Soemitro, mulai faktor nonteknis hingga teknis permainan anak asuh Gomes de Oliveira. Soal nonteknis, Haruna menyebut dua hal yang memengaruhi kegagalan itu.

"Pengamanan tim dalam perjalanan dari hotel ke Stadion Palaran tidak standar. Bus Madura United hanya dikawal satu motor patwal polisi. Ini menyebabkan proses perjalanan agak lambat. Terutama saat masuk area stadion yang macet, karena massa menutupi jalan bus kami," tutur Haruna.

Advertisement

Madura United juga tak bisa mendapat dukungan dari suporter karena proses fans masuk ke stadion dipersulit panpel. Padahal, kata Haruna, ada pengusaha asal Madura yang sukses di Batam telah memobilisasi warga perantau di Kaltim untuk mendukung perjuangan Sape Kerrab di partai final.

"Panpel tidak memberi tempat khusus untuk suporter Madura United. Mereka bak dipingpong ketika masuk stadion. Padahal mereka sudah membeli tiket masuk. Suporter baru masuk stadion ketika babak kedua. Ini jelas perlakuan yang kurang simpatik," ungkapnya.

Lepas dari kendala itu, Haruna menyebut faktor stamina pemain membuat permainan tim kurang padu. Ada beberapa pemain yang kondisi fisiknya menurun saat final.

"Saya akui fisik anak-anak kalah. Dengan kondisi itu, seorang pemain akan banyak melakukan pelanggaran yang tak perlu. Tapi, ada insiden yang sebenarnya hanya trik pemain Borneo FC, tapi wasit menilai itu pelanggaran. Ada keputusan wasit yang tipis-tipis membantu tuan rumah," katanya.

Selain itu, lanjut Haruna, wasit jarang memberi hadiah tendangan bebas kepada pemain Madura United yang dilanggar pilar Pusamania Borneo FC.

"Kalau pun dapat tendangan bebas, jaraknya jauh dari gawang. Tampaknya kelebihan pemain kami mengeksekusi bola-bola mati sudah terbaca lawan. Apapun hasilnya, anak-anak sudah bekerja keras selama Piala Gubernur Kaltim. Selanjutnya, tim pelatih harus mencari variasi permainan baru agar tim ini lebih kompetitif di kompetisi nanti," papar Haruna.