Bola.com, Paris - Partai perdana putaran final Piala Eropa 2016 bakal berlangsung sekitar tiga bulan lagi. Persiapan final tim sebelum menyerahkan daftar nomine pemain akan berlangsung akhir bulan ini di ajang persahabatan internasional.
Seiring dengan momen tersebut, beberapa pihak sudah mulai menggelar prediksi siapa yang akan menjadi juara pada edisi ke-15 turnamen bergengsi antarnegara se-Eropa tersebut. Satu yang paling ramai terjadi di area pasar bursa taruhan.
Baca Juga
Seperti disarikan dari TheSportsCampus.com dan London24, Rabu (16/3/2016), beberapa situs bursa taruhan sudah memberikan gambaran siapa saja yang akan menjadi juara. Hal yang unik menimpa Prancis.
Armada Didier Deschamps tersebut diperkirakan menjadi juara dengan satu alasan tradisi rotasi 16 tahun-an. Artinya, Les Bleus punya momentum untuk menjadi juara bukan karena gambaran kekuatan materi pemain, melainkan takdir yang berjalan rentang sekali dalam 16 tahun.
Situs SkyBet, PaddyPower, William Hill sampai Bet888 menyertakan kata kunci tradisi Prancis tersebut. Latarnya tak lain prestasi juara yang diraih Prancis dalam dua koleksi mereka. Pada 1984, Prancis berhasil merengkuh juara, dan terulang pada 16 tahun berselang di Euro 2000 Belanda-Belgia.
Kekuatan Prancis dalam dua kali pencapaian juara tersebut memang tak bisa dibandingkan dengan apa yang dimiliki pasukan Didier Deschamps. Namun setidaknya aroma 'takdir' akan memberi kekuatan hebat dan mentalitas tinggi Paul Pogba dkk.
Beberapa situs tersebut menempatkan Prancis di posisi teratas. Berikutnya ada Jerman, Inggris, Italia dan Portugal. "Satu yang pasti, kami akan memanfaatkan momentum sebagai tuan rumah. Banyak pekerjaan rumah yang harus secepatnya diselesaikan jika tak ingin menuai malu di rumah sendiri," ucap Didier Deschamps, Pelatih Timnas Prancis.
Pada perhelatan Piala Eropa 1984, Prancis menaklukkan Spanyol melalui dua gol dari Michel Platini pada menit ke-57 dan Bruno Bellone (90'). Saat itu, kekuatan tuan rumah yang berlaga di Parc des Princes, diisi sederet legenda seperti kiper Joel bats, Luis Fernandez, Jean-Francois Domergue, Michel Platini, Alain Giresse, Jean Tigana dan Bernard Lacombe.
Lalu 16 tahun kemudian, giliran generasi Didier Deschamps yang berjaya di Belanda-Belgia. Pada final di Feijenoord Stadium (2/7/2000), silver gol David Trezeguet pada menit ke-103, membuyarkan harapan Italia. Prancis unggul 2-1 setelah Sylvain Wiltord mencetak gol pada menit ke-3 tambahan waktu babak kedua. Marco Delvecchio sempat memberi harapan pada Gli Azzurri melalui golnya, 10 menit usai rehat.
Saat itu, penampilan gemilang ditunjukkan armada Roger Lemerre sepanjang turnamen. Sosok legendaris bermunculan, mulai dari kiper Fabien Barthez, Lilian Thuram, Marcel Desailly, Laurent Blanc, Bixente Lizarazu dan Patrick Vieira.
Belum lagi gaya kepemimpinan kapten Didier Deschamps, Youri Djorkaeff, Thierry Henry, Christophe Dugarry dan sang maestro, Zinedine Zidane. Kini, jelang perhelatan Euro 2016, harapan publik tuan rumah tertuju pada Paul Pogba dkk. Mereka menginginkan siklus gelar juara 16 tahun-an bisa dipertahankan.
Sumber: TheSportsCampus, London24