Bola.com, Yogyakarta - Penetapan status tersangka terhadap Presiden PSSI, La Nyalla Mattalitti, atas kasus korupsi dana hibah Kadin Jatim mendapat reaksi keras dari Asprov PSSI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Anggota Komite Eksekutif (Exco) Asprov PSSI DIY, Dwi Irianto, menyebut penetapan tersangka penuh aroma politis. Kasus tersebut dianggap sebagai bagian pelemahan status PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola Tanah Air.
"Kasus ini jelas-jelas bentuk kriminalisasi kepada PSSI. Setelah beberapa kali kisruh, mungkin ini jadi puncak-puncaknya," kata pria yang akrab disapa Mbah Putih tersebut.
Rumor yang berhembus belakangan, penetapan status mantan Ketua Pengprov PSSI Jatim itu terkait dengan konflik antara PSSI dengan Kemenpora. Meski tak ada kaitan langsung kasus tersebut dengan Menpora, isu yang berkembang menyebutkan, La Nyalla dijadikan sasaran pihak-pihak yang menginginkan dirinya lengser dari posisi Presiden PSSI.
Baca Juga
Bahkan setelah terpilih sebagai orang nomor satu di PSSI lewat Kongres di Surabaya tahun lalu, pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) langsung mengeluarkan surat keputusan (SK) yang berisi tidak menganggap hasil kongres tersebut termasuk membekukan seluruh kegiatan yang dilakukan PSSI.
Dwi Irianto menambahkan intervensi pemerintah juga tampak jelas dengan tidak segera dicabutnya SK Kemenpora terhadap PSSI meski kasasi Kemenpora tidak dikabulkan Mahkamah Agung (MA).
"Setelah Pak Nyalla terpilih banyak saja halangannya. Puncaknya penetapan tersangka ini dan sangat kental sekali kalau ada intervensi pemerintah terhadap PSSI," tutur pria yang juga Ketua Ad-Hoc Reformasi Asprov se-Indonesia.
Dwi Irianto menegaskan kasus yang menimpa La Nyalla Mattalitti tidak akan mengurangi dukungan kepadanya. Adanya desakan mundur karena statusnya sebagai tersangka bisa mengganggu kinerja organisasi sampai ada yang meminta digelar Kongres Luar Biasa (KLB) hanya permintaan tidak beralasan. "80 persen pemilik suara masih menghendaki dia sebagai Presiden PSSI," ucap Dwi Irianto.