Bola.com, Surabaya - Posisi La Nyalla Mattalitti setelah penetapan dirinya sebagai tersangka kasus penyalahgunaan dana hibah Kadin Jatim mengundang beragam komentar dari pelaku sepak bola di Jatim. Salah satu yang bersimpati pada La Nyalla adalah manajer Gresik United, Bagoes Cahyo Yuwono.
Bagoes mengaku prihatin dengan penetapan status tersangka La Nyalla oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, Rabu (16/3/2016). Baginya, penetapan status hukum Presiden PSSI itu cermin buruk bagi sepak bola Indonesia.
"Orang awam pun tahu unsur politiknya sangat besar. Saya tidak tahu harus bilang apa," tuturnya tanpa menjelaskan lebih detail.
Menurut Bagoes, jika setiap orang yang tak suka terhadap orang lain lantas bisa menggulingkan dengan cara-cara lain di luar aturan main, ia yakin hal ini menjadi cermin buruk bagi masyarakat sepak bola Tanah Air.
Ia yakin upaya seperti ini tidak menyelesaikan persoalan, atau justru menambah masalah. Sebab, akan terjadi aksi balasan di kemudian hari oleh pihak yang merasa sakit hati. "Lantas sampai kapan kalau balas-balasan terus. Seharusnya ada cara yang lebih baik dan elegan," kata Bagoes.
Baca Juga
Soal kemungkinan terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI setelah penetapan status hukum Presiden PSSI ini, Bagoes tak mau berkomentar. Ia memilih bungkam dan melihat perkembangan sepak bola ke depan.
Hal sama diutarakan oleh Yunan Achmadi. Hanya, manajer Persela ini tak mau menyebutkan adanya unsur politik di balik penetapan La Nyalla Mattalitti sebagai tersangka.
Yunan menilai, penetapan status La Nyalla diyakini semakin memperkeruh suasana. "Saya hanya menyayangkan kenapa harus terjadi seperti ini di saat kami butuh secepatnya ada kejelasan nasib sepak bola Indonesia," ucap Yunan.
Berbeda dengan keduanya, manajer Surabaya United, Rahmad Sumanjaya, dan manajer Persatu Tuban (klub Divisi Utama), Fahmi Fikroni, memilih bungkam mengenai penetapan La Nyalla sebagai tersangka serta kemungkinan terjadinya KLB PSSI.
"Untuk saat ini kami tidak mau bicara apa-apa soal status hukum Pak Nyalla. Sebab masalah ini sangat sensitif dan dampaknya buruk bagi saya pribadi maupun Persatu,” ujar Fikroni. "Dilihat saja apa yang terjadi," timpal Rahmad.