Bola.com, Bandung - Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar akan secepatnya melakukan pertemuan dengan 49 klub yang sempat melakukan pertemuan di Ciamis, Jawa Barat. Pertemuan ini berkaitan dengan status tersangka Presiden PSSI, La Nyalla Mattalitti.
"Sudah jelas di media berita La Nyalla tersangka. Karena sudah jelas tersangka, tentunya harus ada pembicaraan dengan seluruh klub. Jangan ditunggu lebih lama lagi," kata Umuh.
Umuh mengungkapkan saat pertemuan 49 klub di Ciamis, klub-klub menyuarakan untuk KLB. Namun, saat itu informasi itu sengaja tidak dipublikasi ke media. "Di sini bukan soal suka atau tidak suka. Saya dan La Nyalla hubungannya baik, tapi kami murni bicara masalah sepak bola ke depan," ucap Umuh.
Baca Juga
Menurut Umuh, para klub anggota PSSI harus segera melakukan pertemuan dalam waktu dekat. "Setelah turnamen Bhayangkara mungkin akan ada pertemuan dengan klub-klub bagaimana keinginan klub yang punya suara. Jadi kami akan melakukan pertemuan untuk membulatkan suara," katanya mengakhiri.
Di sisi lain, klub Divisi Utama, Persepam MU menilai status tersangka La Nyalla sudah cukup kuat untuk mempercepat digelarnya Kongres Luar Biasa untuk mencari figur baru pengganti pria asal Makassar tersebut.
"Tak ada alasan untuk menunda KLB. Semakin cepat, semakin bagus karena kami butuh nasib sepak bola Indonesia makin jelas dan lebih baik.Konflik antara PSSI dengan Menpora Imam Nahrawi sudah cukup membuat kami menderita. Terutama pemain yang berada di bawah ISL," kata Nadi Mulyadi, Asisten Manajer Persepam MU.
Jika proses KLB diundur hingga La Nyalla resmi jadi terpidana, Nadi menilai penderitaan klub akan semakin panjang. "Kita tahu proses peradilan butuh waktu lama. Saya kira bisa memakan waktu setahun lebih. Jika kita menunggu Presiden PSSI jadi terpidana, masa depan sepak bola kita kian gelap," ia menuturkan.
Selanjutnya, Nadi berharap kearifan dan kebijakan para klub pemilik suara agar ikut mendorong percepatan KLB. "Nasib sepak bola Indonesia tak hanya tergantung La Nyalla, tapi juga pemilik suara KLB. Kami bukan voters di Kongres lalu, jadi meski kami berkoar-koar sampai urat leher putus, kalau pemilik suara masih di belakang La Nyalla, tetap sia-sia," ucap Nadi.