Bola.com, Pasuruan - Era reformasi di Indonesia yang dimulai pada 1998 membuka peluang masyarakat secara terbuka menjalani bidang kehidupan yang lebih bebas. Rakyat bebas memilih profesi demi masa depan yang lebih baik. Termasuk menggeluti bidang politik yang di era Orde Baru hanya jadi monopoli orang-orang kalangan terbatas.
Itu pula yang dilakukan Aris Budi Prasetyo. Mantan stoper yang ikut memberi gelar juara kepada Petrokimia Putra di Liga Indonesia 2002 ini pun mulai merambah dunia politik. Sejak 2014, ayah tiga orang anak ini resmi menjadi anggota DPRD Kota Pasuruan dari Partai PAN.
"Saya terjun di ranah politik karena 'kecelakaan'. Saya sama sekali buta soal politik. Lantaran ajakan teman, saya dipaksa ikut maju jadi caleg PAN. Pelan-pelan saya belajar dan didukung teman-teman. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa dapat suara cukup banyak dan sekarang jadi anggota dewan," ungkap Aris.
Baca Juga
Faktor popularitas Aris Budi sebagai pesepak bola ternyata berpengaruh besar terhadap kemenangannya saat pilihan legislatif (pileg) lalu. Apalagi pemain yang gantung sepatu pada 2009 ini mengaku tak pernah silau dengan prestasi yang telah diraihnya di dunia kulit bundar.
"Saya lahir dan besar dengan lingkungan sekitar. Kalau saya tidak ramah dengan masyarakat, rasanya sulit bisa menarik simpati mereka agar memilih saya waktu pileg lalu," tutur Aris, yang menutup karier di Persema Malang ini.
Yang menarik, saat mendaftar sebagai caleg, Aris bukan kader PAN. Ia mengungkapkan setelah dua tahun berkecimpung di dunia politik, Aris Budi mulai bisa menikmati profesi barunya itu.
"Politik itu menarik. Seperti sepak bola, kita diajarkan untuk menerima kekalahan secara sportif. Tapi konsekuensinya, saya sekarang tak bisa bebas. Sebagai wakil rakyat, saya harus menjaga kehormatan pribadi, partai PAN, dan lembaga DPRD," katanya.