Bola.com, Jakarta Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, sedang berada di puncak popularitas. Keberhasilan menjadi juara All England 2016 membuat nama mereka semakin melambung.
Namun, mungkin tak banyak yang mengetahui perjuangan keras Praveen/Debby untuk menjadi juara. Keduanya pernah merasakan berada di titik terendah dalam karier.
Baca Juga
"Praveen sempat frustrasi karena terus menerus gagal jadi juara. Dia bahkan pernah bilang ingin berhenti bermain bulutangkis," kata ibunda Praveen, Herlinche Sinambela, dalam acara penyerahan bonus juara All England 2016 di Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Saat berada dalam momen seperti itu, peran orangtua amat terasa. Herlinche membantu meningkatkan kembali semangat sang putra lewat motivasi, nasihat, dan yang tak kalah penting, yaitu doa.
"Saya katakan kepada Praveen: Sudah tanggung. Kamu sudah setengah jalan, lanjutkan saja. Jika terus berjuang percayalah suatu saat pasti bisa jadi juara. Yang penting kerja keras, rajin berlatih, tak macam-macam, dan jangan lupa berdoa. Kalau sudah begitu Tuhan pasti menjawab. Saya juga sering berdoa di depan TV kalau Praveen sedang bermain," ujar Herlinche.
Dukungan moral yang tak terhingga juga diberikan orangtua Debby, Susanto Darmawan dan Sugiyati Budiman. Suntikan motivasi kerap disampaikan saat Debby menelan kekalahan.
"Saya tekankan kepada Debby bahwa kekalahan itu adalah kemenangan yang tertunda. Asal latihan disiplin dan lebih dari yang lain, pasti akan membuahkan hasil," kata Susanto.
"Debby itu anaknya pantang menyerah. Tak ada kamus menyerah dalam hidupnya. Dulu Debby pernah bilang suatu hari nanti ingin berdiri di atas podium juara dan dia berhasil mewujudkannya," ujar Sugiyati.
Kerja keras dan semangat pantang menyerah plus doa orangtua telah mengantarkan Praveen Jordan/Debby Susanto hingga menjadi juara All England 2016. Kini bangsa Indonesia menantikan gebrakan berikutnya dari Praveen/Debby, terutama di Olimpiade 2016.