Bola.com, Gianyar - Meski punya skuat tergolong bertabur bintang, kekuatan PS Polri dianggap belum teruji, terutama untuk lini depan. Alasannya, dalam dua laga sebelummya di penyisihan Grup B Torabika Bhayangkara Cup 2016, empat gol yang dicetak lahir dari pemain belakang dan tengah. Sedangkan lini depan yang dihuni James Koko Lomel masih mandul.
Tetapi, raut muka pelatih PS Polri, Bambang Nurdiansyah, langsung berbeda saat mendapatkan pertanyaan mengapa lini depannya sejauh ini belum tajam. Banur, sapaan akrab Bambang Nurdiansyah, pasang badan membela pemainnya dari kritikan.
"Itu kan penilaian media. Kalau bagi saya, siapapun yang mencetak gol dan prosesnya bagaimana, tidak jadi soal. Yang penting tim bisa mendapat poin," katanya dengan nada tinggi.
Mantan pelatih Persija Jakarta ini beralasan bila timnya kini menerapkan karakter sepak bola modern sehingga semua lini boleh membantu penyerangan ketika menguasai bola.
Baca Juga
Hanya, tetap saja jika dilihat dari fungsinya, seorang striker punya kesempatan lebih banyak mencetak gol dan James Koko Lomell masih belum bisa memaksimalkan perannya karena selalu dapat pengawalan ketat dari pemain belakang lawan.
Padahal, striker 30 tahun asal Liberia itu mendapat dukungan dari pemain tengah sekelas Robertino Pugliara dan deretan eks Timnas U-19 seperti Zulfiandi, Hargianto, dan Paulo Sitanggang.
Saat melawan Arema Cronus di laga ketiga, Rabu (23/3/2016) ini, persoalan ini akan jadi ujian lagi untuk lini depan PS Polri. Kesempatan untuk menghapus label mandul pun terbuka karena lini belakang Arema sedang tidak maksimal.
Hal itu mengacu pada absennya stoper sekaligus kapten tim Singo Edan, Hamka Hamzah, karena kartu merah di laga pertama. Alhasil, yang tersisa hanya pemain muda Ryuji Utomo atau Heri Setiawan yang berduet dengan bek asing Goran Ganchev.
Di sisi lain, James Koko Lomell diprediksi ingin memberi bukti kalau dia masih bisa jadi andalan di lini depan karena mantan striker Barito Putera ini sejatinya punya skill tinggi dan cukup gesit.