Bola.com, Jakarta - Pelatih Pep Guardiola tentunya tak pernah membayangkan bakal berlaga di Liga Europa saat memutuskan menerima pinangan Manchester City pada 1 Februari 2016 lalu.
Baca Juga
Guardiola didaulat sebagai pengganti Manuel Pellegrini pada musim 2016-2017. Pria berkebangsaan Spanyol itu menandatangani kontrak berdurasi selama tiga musim. Menurut kabar di Inggris, Pep mendapatkan bayaran sebesar 25 juta euro (Rp372 miliar) per tahun.
"Saya melakukan pembicaraan dengan Manchester City untuk pertama kali pada bulan Mei atau Juni 2015. Saya melihat banyak hal ketika berada di Manchester," tutur Guardiola.
"Saya seperti seorang wanita yang bisa melakukan beberapa hal sekaligus. Itu bukan masalah, saya memiliki talenta hebat untuk melakukan itu. Saya mengumumkan pindah ke Premier League beberapa minggu lalu. Saya tidak memiliki masalah dengan itu," ia menambahkan.
Melalui wawancara dengan Sky Sports, sumber dalam City membeberkan bahwa proses perekrutan sudah dimulai sejak 2012. Namun, Pep kala itu menolak tawaran City karena ingin beristirahat sejenak dari dunia sepak bola. Manchester Biru kemudian mengalihkan bidikannya kepada Manuel Pellegrini.
Direktur Olahraga City, Txiki Begiristain, adalah sosok kunci dibalik keberhasilan Manchester Biru memboyong Guardiola. Dia cukup lama bermain dan bekerja bersama Guardiola di Barcelona. Mereka adalah teman dekat dan hingga saat ini masih sering berhubungan satu sama lain.
Namun, Guardiola harus menelan pil pahit pada awal kepemimpinannya di City. The Citizens bisa saja gagal mendapatkan tiket ke Liga Champions dan hanya berlaga di Liga Europa.
City menelan kekalahan kesembilan di ajang Premier League pada pertandingan bertajuk Manchester derby melawan Manchester United, Minggu (20/3/2016). Manchester Biru menyerah 0-1 berkat gol Marcus Rashford pada menit ke-16.
Kekalahan ini memang tak merubah posisi City di peringkat keempat klasemen sementara Premier League dengan raihan 51 angka. Namun, The Citizens kini hanya unggul satu poin saja dari West Ham United dan Manchester United, yang menempato posisi lima dan enam.
Ini menandai kekalahan kesembilan City di ajang Premier League musim ini, atau kekalahan kelima di kandang. Keempat kekalahan lain City adalah melawan West Ham United (19/9/2015), Liverpool (21/11/2015), Leicester City (6/2/2016), Tottenham Hotspur (14/2/2016).
Boleh jadi, ini merupakan skenario buruk yang dilakukan oleh Manuel Pellegrini di akhir masa jabatannya di City. Pasalnya, City menelan lima kekalahan dari 11 partai sejak pengumuman penunjukkan Guardiola sebagai pelatih pada 1 Februari lalu.
City menelan empat kekalahan di ajang Premier League dan semuanya terjadi di kandang. The Citizens kalah 1-3 melawan Leicester City (6/2/2016), 1-2 melawan Tottenham Hotspur (14/2/2016), 0-3 melawan Liverpool (3/3/2016), dan terakhir 0-1 melawan Manchester United (20/3/2016). Di ajang Piala FA, City takluk 5-1 melawan Chelsea pada ronde kelima (21/2/2016).
Menanggapi tudingan ini, Pellegrini menilai tak ada yang salah dengan timnya. Hanya saja, pelatih berkebangsaan Cile itu menilai kompetisi Premier League musim ini aneh.
"Tim ini adalah salah satu yang terbaik di Premier League. Kami memiliki skuad dengan yang pemain hebat. Akan tetapi kami harus membuktikan hal itu di setiap pertandingan," ujar Pellegrini.
"Sayangnya kami belum mampu melakukan hal itu hingga saat ini. Saya berharap dua bulan di 10 pertandingan terakhir, kami mampu membuktikan banyak hal di lapangan tanpa perlu banyak berbicara," kata mantan manajer Real Madrid tersebut.
Manuel Pellegrini masih memiliki 10 pertandingan lagi di Premier League untuk membuktikan bahwa tudingan ini salah. City juga masih berlaga pada babak perempat final Liga Champions. Jadi, mantan juru racik Real Madrid itu tak perlu membawa City berada di posisi keempat klasemen akhir Premier League andai bisa mengantar The Citizens menjadi juara.
Sumber: Berbagai Sumber