Bola.com, Gianyar - Berstatus sebagai tim amatir di ajang Torabika Bhayangkara Cup 2016, PS Polri tak memiliki basis massa pendukung yang berlimpah layaknya klub-klub kontestan lain yang malang melintang di pentas Indonesia Super League.
Baca Juga
Namun, petinggi PS Polri tak kehabisan akal untuk memastikan tim asuhan Bambang Nurdianyah tak berjuang sendirian di lapangan. Mereka mengerahkan ribuan perwira polisi untuk datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, untuk menyaksikan langsung aksi penggawa PS Polri di fase penyisihan Grup B Torabika Bhayangkara Cup.
Tak kurang 5 sampai 10 ribu orang suporter datang rutin menyaksikan pertandingan-pertandingan yang dijalani Bio Paulin dkk. Mayoritas di antara mereka merupakan pasukan bintara Polda Bali dan juga keluarga polisi.
Banyak di antara polisi yang datang ke stadion masih menggunakan seragam kebesaran yang kental dengan warna coklat lambang kebesaran Kepolisian Republik Indonesia. Layaknya suporter-suporter klub ISL, Bhara Mania Dewata juga menyanyikan lagu-lagu yel dukungan. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan mirip dengan lagu-lagu milik suporter sesungguhnya.
Aksi mereka tak kalah kreatif dengan suporter-suporter klub pesaing. Tak hanya bernyanyi dengan suara nyaring sepanjang pertandingan, Bhara Mania Dewata juga membawa 'peralatan perang' berupa drum dan perkusi.
“Kami PS Polri memiliki suporter fanatik yang banyak seperti halnya klub profesional. Kami memiliki kordinator lapangan di setiap kabupaten yang siap mengerahkan massa untuk datang ke stadion mendukung perjuangan pemain PS Polri,” ujar Wakil Direktur PAM Obvit Polda Bali AKBP, Beny Harjanto.
Bhara Mania juga sudah beberapa kali hadir pada saat PS Polri menjalani uji coba jelang perhelatan Torabika Bhayangkara Cup. Bahkan pada saat berhadapan dengan Persib Bandung pada laga uji coba yang digelar Sabtu (12/3/2016) di Bekasi, jumlah mereka tak kalah banyak dibanding bobotoh. Tim Maung Bandung sendiri dikenal sebagai salah satu klub yang memiliki massa pendukung amat berlimpah.
Saat di Pulau Dewata aksi suporter dadakan ini tak kalah dibanding dengan Aremania (Arema Cronus), The Jakmania (Persija Jakarta), maupun Semeton Dewata (Bali United), yang berstatus sebagai suporter tuan rumah. Mereka beradu yel-yel.
Hebatnya, karena mewakili institusi negara aksi Bhara Mania Dewata amat santun. Mereka tidak membalas aksi makian kata-kata kasar suporter lawan. Brigade Coklat fokus beratraksi dengan lagu-lagu dukungan dan koreografi ke tim kesayangannya.
Menarik tidak hanya petugas polisi pria saja yang berduyun-duyun ke stadion. Polisi-polisi wanita (Polwan) juga rela berdesak-desakan di tribun penonton. Kehadiran wanita-wanita cantik berbadan tegap terasa menyegarkan.
"Suporter PS Polri bakal banyak yang berasal dari Polwan. Fanatisme mereka tidak kalah dibandingkan suporter lelaki yang selama ini mendominasi sebuah pertandingan sepak bola," kata Irjen Pol Condro Kirono, selaku Organizing Comitte Torabika Bhayangkara Cup.
Tanggapan penggawa PS Polri? "Kehadiran Bhara Mania kian membuat semangat para pemain. Kami memang butuh suntikan dukungan dari suporter, mengingat lawan-lawan yang dihadapi juga mendapat dukungan besar dari suporternya masing-masing," ungkap Bambang Nurdiansyah, pelatih PS Polri.
"Mereka top dan luar biasa," imbuh Bio Paulin, bek naturalisasi PS Polri berdarah Kamerun.
Polda Bali melakukan pelatihan khusus kepada para petugas polisi yang dikerahkan menjadi suporter di Torabika Bhayangkara Cup. Sebelum turnamen bergulir pihak kepolisian memang amat serius mendisain mobilisasi massa suporter.