2 Pemain Ini Buktikan Belum Layak Dilupakan di Piala Bhayangkara

oleh Iwan Setiawan diperbarui 26 Mar 2016, 16:15 WIB
Yabes Roni membuktikan kepercayaan Indra Sjafri saat pelatih Bali United itu memainkannya. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Denpasar - Pertandingan pada penyisihan Grup B (Bali) Piala Bhayangkara 2016, Jumat (25/3/2016), seakan jadi ajang pembuktikan dua pemain yang terlupakan. Dua pemain belakangan seolah tenggelam itu adalah Yabes Roni (Bali United) dan Sunarto (Arema Cronus).

Dua pemain sayap ini jadi pencetak gol tunggal klubnya masing-masing, yang menorehkan kemenangan tipis 1-0. Yabes membobol gawang Persipura menit ke-56, sedangkan Sunarto mencetak gol ke gawang Persija di menit ke-85.

Advertisement

Banyak persamaan di antara kedua pemain ini. Selain sama-sama mencetak gol, mereka juga baru pertama kali mendapat kesempatan bermain di Piala Bhayangkara.

Yabes lebih beruntung karena dia bermain sebagai starter. Sebelumnya dia tidak pernah sekalipun turun di lapangan. Namun, jadwal yang padat di turnamen ini membuat pelatih Bali United, Indra Sjafri, melakukan rotasi dan memberikan kesempatan kepada mantan pemain Timnas U-19 itu untuk turun langsung menghadapi tim sekelas Persipura.

"Puji Tuhan. Ini sebuah kesempatan dan momen indah. Gol itu sekaligus jadi kado paskah," kata Yabes, mengomentari gol yang dicetaknya.

Pemain Arema Cronus, Sunarto, menjadi pahlawan kemenangan atas Persija Jakarta dalam lanjutan Grup B Piala Bhayangkara 2016 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Jumat (25/3/2016). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sementara Sunarto baru masuk menit ke-66 menggantikan Ferry Aman Saragih. Sebelumnya, pemain jebolan Akademi Arema ini hanya duduk di tribune penonton karena tak masuk line-up. Sama seperti Yabes, Sunarto masuk karena bagian dari rotasi. Apalagi di posisinya, Esteban Vizcarra, mengalami cedera dan tidak bisa dimainkan.

Aremania pun mengelu-elukan Sunarto seusai pertandingan. Dia disebut sebagai local hero yang memberikan keberuntungan kepada tim. Di musim 2011, dia sempat mendapatkan julukan sebagai The Joker dari mantan pelatih Arema, Miroslav Janu, karena pemain 25 tahun ini sering membuat gol penting untuk menyelamatkan tim. Sama persis layaknya fungsi kartu Joker.

Namun, Sunarto tetap merendah dengan segala pujian yang diterimanya. "Cuma kebetulan saja. Alhamdulillah bisa membantu tim. Saya tidak punya firasat apa-apa sebelum bermain. Justru kepala ini sempat pusing," ujarnya sambil tertawa.