Bola.com, Jakarta - Partisipasi Persija Jakarta pada ajang Torabika Bhayangkara Cup 2016 harus usai lebih awal. Tim Macan Kemayoran gagal mendapat tiket semifinal setelah takluk 0-1 dari Arema Cronus (25/3/2016).
Empat laga yang dilalui Persija di Piala Bhayangkara menghasilkan 1 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 2 kekalahan. Tim asuhan Paulo Camargo hanya mampu mencetak 2 gol dan kebobolan 5 gol. Kedua gol dicetak Ramdani Lestaluhu pada laga melawan Bali United (21/3/2016).
Hasil buruk yang diraih Persija sebetulnya sudah bisa diprediksi. Dengan komposisi skuat yang senantiasa berubah dari turnamen ke turnamen, wajar jika kekompakkan antar-pemain terkikis. Belum lagi ditambah dengan waktu adaptasi pemain dengan pelatih yang selalu berganti.
Sebelum turun di Piala Bhayangkara, Camargo hanya punya waktu kurang dari 1 bulan untuk menyusun skuat. Dalam periode tersebut, ia juga menyeleksi sejumlah pemain asing. Beberapa nama sempat mengikuti latihan, antara lain Hilton Moreira, Tales Dos Santos dan Leondardo Gramado.
Namun, ketiga nama tersebut akhirnya gagal direkrut. Menjelang turnamen dimulai, justru nama Mekan Nasyrov, Franck Bezi, dan Wellington Franca Junior yang dimasukkan Camargo ke dalam skuat.Nasyrov dan Bezi sebelumnya sudah pernah bermain di Indonesia bersama. Sementara Wellington adalah debutan.
Baca Juga
Sayangnya, ketiga pemain tersebut gagal tampil maksimal bersama Persija di Piala Bhayangkara. Namun setidaknya, Nasyrov masih mendapat kepercayaan pelatih untuk turun sebagai starter di keempat pertandingan. Franck Bezi hanya bermain sekali di pertandingan pertama, dan setelahnya ia diberitakan mengalami cedera.
Nasib Wellington justru lebih buruk. Wellington memang jadi pemain utama di laga perdana Persija menghadapi PS Polri. Di laga tersebut, Persija menderita kekalahan telak 0-3. Bermain selama 75 menit, Wellington tak mampu berbuat banyak menghadapi dua bek berpengalaman PS Polri, Fabiano Beltrame dan Bio Paulin.
Penampilan buruk di laga debut nyatanya sudah cukup bagi Camargo untuk membangkucadangkan Wellington. Di sisa partisipasinya, pemain kelahiran tahun 1993 ini bermain sebagai pemain pengganti dan mengantongi hanya 170 menit bermain.
Statistik yang dicatat Wellington tidak lebih baik dari pemain-pemain lokal seperti Ramdani atau Rahmat Affandi, jika tidak ingin dinilai “buruk.” Ia lebih sering melakukan pelanggaran (4) ketimbang melepas tembakan (3). Dari tiga tembakan yang ia upayakan, hanya satu yang mengarah ke gawang.
Jika dirata-rata, Wellington hanya melepas 9 operan sukses per laga. Selain itu, dari 3 momen duel udara, hanya satu yang berhasil ia menangkan. Parahnya lagi, ia sempat mendapat satu kartu kuning di laga terakhir melawan Arema (25/3).
Mengingat tren gonta-ganti komposisi skuat dan melihat performa yang jauh dari kata ‘baik’, kemungkinan besar Wellington akan angkat kaki dari Jakarta. Hal yang sama juga mungkin terjadi pada Franck Bezi dan Nasyrov. Akankah manajemen Persija lebih bijak dalam merekrut pemain menjelang Indonesia Soccer Championship?