Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta boleh berbangga hati karena mereka dilatih oleh Capello. Ya, Macan Kemayoran kini merasakan sentuhan dari Capello. Namun, bukan Fabio Capello pelatih kenamaan Italia, melainkan Nimrot 'Capello' Manalu yang kini menangani fisik pemain tim Macan Kemayoran merangkap asisten pelatih Paulo Camargo.
"Pemain sempat kaget ketika saya datang pertama kali dan mengatakan bahwa saya Capello," cerita Nimrot kepada bola.com di Lapangan Villa 2000, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (30/3/2016).
Nimrot menceritakan asal mula nama Capello melekat kepadanya. Berawal saat dirinya menjadi asisten pelatih Persikabo pada 2007, Nimrot diserahi tugas pelatih kepala Suimin Diharja untuk memoles fisik para pemain.
Lantaran metode latihan yang tergolong berat dan ditambah sifat tegasnya, beberapa pemain menjulukinya sebagai Capello, yang memang dikenal sebagai pelatih berwatak keras.
"Pertama yang panggil saya Capello itu David Pagbe di Persikabo. Awalnya saya memberi latihan fisik kepada tim, karena dinilai melelahkan dan keras, dia menjuluki saya sebagai Capello," lanjut Nimrot.
Tak lama kemudian, sebutan itu meluas ke pemain lain. Eks pemain Persija yang membela Persikabo, Roger Batoum pun ikut memanggil Nimrot dengan nama Capello. Sejak saat itulah, semua pemain memanggilnya dengan nama Capello.
Baca Juga
Yang unik, bukan hanya di Persikabo saja dirinya dipanggil Capello. Selepas memoles tim asal Kabupaten Bogor itu, Nimrot pun berpindah ke Persiba Balikpapan dan kemudian berlabuh di Persibo Bojonegoro. Di dua klub itu Nimrot juga dipanggil dengan sebutan Capello.
Meski dipanggil bukan nama aslinya oleh pemain, Nimrot senang dengan panggilan itu. Bukan karena gaya-gayaan, tetapi panggilan itu yang mendekatkan ia dengan pemain.
"Di mana pun saya melatih, panggilan itu tak lepas dari saya. Dengan panggilan itu, saya dan pemain merasa sebagai keluarga," jelasnya.
Di Persija, Nimrot menjadi salah satu staf pelatih yang berhubungan langsung dengan pemain. Selain sebagai asisten pelatih dan pelatih fisik, ia juga ikut menjadi penerjemah di lapangan untuk pelatih Persija, Paulo Camargo.
Apalagi dengan kemampuan bahasa Indonesia Camargo yang belum fasih, membuatnya menjadi salah satu penerjemah tim selain Denimar, yang bertugas penuh sebagai penerjemah.
Nimrot mengungkapkan bahwa ia belum banyak beradaptasi dengan pemain, khususnya para pemain yang sudah membela Persija sebelum ia masuk ke tim. Tetapi, perlahan-lahan ia mulai bisa membaur dengan pemain.
"Pelan-pelan, rasa kekeluargaan sudah mulai terbentuk. Mereka juga sudah bisa berbaur bersama Capello," pungkasnya mengakhiri pembicaraan sambil tertawa.