Memori Persib vs Arema: Drama Jari Tengah Adjat ke Singo Edan

oleh Gerry Anugrah Putra diperbarui 02 Apr 2016, 08:00 WIB
Pemain Persib Bandung, Adjat Sudrajat (kiri) mengacungkan jari tengah seusai menjebol gawang Arema dalam pertandingan Piala Utama 1990 di Stadion Siliwangi, Bandung. (Repro Surat Kabar Pikiran Rakyat/Bola.com)

Bola.com, Jakarta - Laga Final Torabika Bhayangkara Cup 2016 antara Persib Bandung melawan Arema Cronus di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/4/2016) memunculkan memori panas kedua tim pada masa silam. Bola.com mengulas duel Persib versus Arema pada Piala Utama 1990. Permainan keras Arema dan acungan jari tengah Adjat Sudrajat adalah drama yang terjadi pada waktu itu.

Pada masa lalu sebelum era Liga Indonesia, Persib dan Arema berbeda wadah kompetisi. Tapi, keduanya pernah bertemu dalam turnamen-turnamen lokal. Persib adalah tim Perserikatan, sebuah kompetisi amatir level nasional yang sudah digelar bertahun-tahun oleh PSSI. Sedangkan Arema adalah klub anggota Liga Sepak Bola Utama atau yang dikenal dengan Galatama, kompetisi semi-pro pertama di Indonesia. 

Adalah turnamen lokal bernama Piala Utama yang mempertemukan dua klub berwarna biru itu dalam suatu pertandingan. Persib yang bertindak tuan rumah memburu kemenangan untuk bisa melangkah ke semifinal di Jakarta. Sedangkan Arema juga mengincar kemenangan pertama mereka dalam turnamen itu.

Advertisement

Arema yang dilatih M. Basri memang sudah menginstruksikan pasukannya untuk bermain keras saat meladeni tuan rumah. Pernyataan bermain keras itu juga disampaikan oleh pemain legendaris Arema, Singgih Pitono. Dalam kutipan di surat kabar Pikiran Rakyat, Singgih ingin bermain ngotot melawan Persib.

Persib vs Arema pada Piala Utama 1990 (Repro Surat Kabar Pikiran Rakyat)

“Dalam dua pertandingan sebelumnya di Surabaya dan Semarang, kami kalah dari Persib. Kesempatan kali ini akan saya gunakan sebaik mungkin untuk membalas dendam,” seru Singgih Pitono jelang laga lawan Persib dalam Pikiran Rakyat, Rabu 21 November 1990.

Benar saja, dalam pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Siliwangi, Bandung, Arema mampu memaksa pemain-pemain Persib menahan emosi. Singo Edan pada menit-menit pertama langsung menerapkan sepak bola menyerang. Lini tengah Persib tak mampu mengalirkan bola dengan lancar ke posisi serang.

Menit ke-6 sedikit terjadi kericuhan saat bek Arema, Lulut Kistono menghajar dengan keras Djadjang Nurdjaman. Ternyata, taktik itu berhasil membuat pemain-pemain Persib terpancing emosinya. Permainan Persib pun menjadi rusak dan tak terkendali.

Aksi balasan untuk Lulut dibalas dengan luar biasa oleh Ade Mulyono. Tak terima rekannya dimakan dari belakang, bek Persib itu membalas dengan menekel dengan keras kaki Lulut. Wasit Soleh Hidayat dari Jakarta pun memberi Ade kartu kuning.  

2 dari 2 halaman

18 Ribu Bobotoh

Gerakan sapu bersih ala Aremamembuat 18 ribu bobotoh yang memadati Stadion Siliwangi, Bandung pun geram. Setiap Persib mengendalikan bola, pemain Arema pun langsung ‘menghajar’ kaki dari pemain-pemain Bandung. 

Persib ternyata pandai memanfaatkan peluang. Berawal dari tendangan bebas yang dieksekusi Djadjang, Adjat Sudrajat sukses membobol gawang Arema yang dikawal Sukriyan. Gol Adjat bisa dibilang sangat fantastis. Apalagi Adjat mencetak gol saat dirinya dikawal tiga pemain belakang Arema. 

Di tengah kawalan Lulut, Aji Santoso, dan Jamrawi, Adjat yang sering dijuluki Kepala Emas mampu melepaskan sundulan melengkung yang tak mampu ditangkap oleh Sukriyan. Selebrasi Adjat diekspresikan dengan acungan jari tengah ke gawang Arema.

Acungan jari tengah yang kontroversial itu pun menandakan luapan emosi Adjat kepada gaya bermain Arema sepanjang pertandingan. Terbukti, mental Arema mulai runtuh setelah seisi stadion bersorak sorai menyambut gol Adjat. 

Persib vs Arema pada Piala Utama 1990 (Repro Surat Kabar Pikiran Rakyat)

Arema yang bermain ‘keras’ sebelum terjadi gol Adjat, mulai loyo. Meski sesekali Singgih Pitono mencoba menerobos masuk ke pertahanan Persib, ia tak mampu melewati palang pintu Bandung yang dijaga duet Robby Darwis dan Adeng Hudaya.

Alhamdulillah, saya bisa mencetak gol lewat sundulan dan bawa Persib menang melawan Arema,” ujar Adjat selepas pertandingan keras tersebut. 

Persib pun menang pada laga tersebut. Kemenangan tersebut tak hanya membawa Persib ke semifinal Piala Utama, tetapi juga menandakan era baru peta persaingan sepak bola Indonesia yang tradisional.

Persib Bandung dan Arema menjadi rivalitas baru di sepak bola Indonesia dan terbukti, berkat acungan jari Adjat ke gawang Arema, laga keduanya hingga detik ini menjadi laga panas di Indonesia.