4 Maldini yang Jadi Legenda dan Sedang Berkarier di AC Milan

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 03 Apr 2016, 17:04 WIB
Deretan foto yang memperlihatkan dinasti Maldini saat berada di AC Milan.

Bola.com, Milan - Kepergian Cesare Maldini untuk selama-lamanya, membuka sejarah keluarga tersebut di AC Milan. Maklum, sumbangsih klan tersebut terjadap deretan trofi I Rossoneri, tak boleh dianggap remeh. Total, Cesara dan Paolo Maldini memberikan 11 dari 18 trofi jawara di Serie A.

Hal itu belum termasuk catatan mengesankan di pentas Eropa, dengan bapak dan anak tersebut mampu mempersembahkan gelar terbaik.Yup, keduanya bisa memberikan trofi Piala Champions dan atau Liga Champions.

Advertisement

Bagi Milan, dinasti Maldini menjadi bagian penting. Selain Cesare dan Paolo, masih ada keluarga 'bermarga' Maldini yang saat ini masih berkostum Il Diavolo Rosso. Berikut ini secuplik perjalanan klan Maldini di klub sekota Inter Milan tersebut.

1. Cesare Maldini
Lahir pada 1932 dari keluarga imigran asal Slovenia, Cesare memulai perjalanan kariernya di dunia sepak bola kala bergabung dengan Triestina. Hanya betah semusim, ia pindah ke AC Milan. Di sana, dia bermain di posisi bek tengah selama 12 tahun.

Cesare sukses mengemas 4 scudetti, jawara turnamen antarklub se-Eropa dan kapten tim selama lima tahun. Dia juga berada di timnas Italia pada rentang 1962-1968. Setelah pensiun, pria berpostur 182 cm ini menjadi pelatih, dua periode di AC Milan, 10 tahun menangani timnas Italia U-21 dan dua tahun ada di timnas senior Italia.

Pada periode kedua bersama AC Milan pada 2001, ia tak terlalu sukses. Setelah turun dari posisi allenatore, Cesare menjadi bagian dari tim pencari bakat. Dia juga bekerja sebagai analis sepak bola.

2. Paolo Maldini
Dia memiliki sejarah prestasi mengesankan, dan sejak awal menjadi bagian dari keluarga besar AC Milan. Seperti sang ayah, Paolo beroperasi di lini belakang. Bedanya, ia lebih berkonsentrasi dengan status bek kiri, sesekali saja berubah jadi bek tengah.

Saat anak-anak, ia bergabung bersama tim lokal Parishes, lalu pada usia 10 tahun pindah ke tim junior AC Milan. Tujuh tahun berselang, di mendapat promosi ke tim senior, dan bermain di sana sampai usia 41 tahun.

Selama berkostum AC Milan, Paolo mencetak 7 scudetti, 5 trofi Liga Champions, 1 gelar Coppa Italia dan 5 trofi Piala Super Italia. Belum lagi 5 trofi Piala Super Eropa, dua juara Piala Interkontinental dan Piala Dunia Antarklub (1).

Dia menjadi kapten AC Milan dalam beberapa tahun, dan mencatat prestasi mengesankan dengan mengangkat trofi Liga Champions, 40 tahun setelah sang ayah melakukannya bersama si Merah-Hitam, juga berstatus kapten.

Paolo Maldini mencatat 126 caps bersama timnas Italia, dan berada di level GLi Azzurri selama 14 tahun. Dia menjabat kapten timnas sejak 1994-2002, yang membuatnya mendapat julukan 'Il Capitano'. Setelah pensiun pada 2009, ia mengikuti jejak sang ayah menjadi pelatih.

3. Christian Maldini
Lahir pada Juni 1996, Crhistian berkembang seperti sang ayah, yakni beroperasi sebagai pemain bertahan. Sayang, kariernya belum terlalu cemerlang, dan dia harus bekerja keras untuk suatu saat berada di tim inti AC Milan.

Saat ini dirinya masih harus berjibaku di tim Primavera. Namun, dia tampil tak cukup bagus sepanjang musim ini, terutama di pentas kompetisi primavera, Viareggio Cup 2015-2016 serta tak lolos dalam seleksi untuk berlatih bersama tim senior.

Namun banyak pihak mengungkapkan, kualitas permainan Christian terbilang jauh lebih buruk dibanding milik sang ayah. Idiom tak mudah untuk menyamai prestasi orangtua, sepertinya berlaku bagi Christian.

Kabarnya, musim depan AC Milan akan meminjamkan Christian ke beberapa klub di Serie A. Setidaknya ia akan mendapatkan menit bermain lebih banyak, dibanding bertahan di AC Milan.


4. Daniel Maldini
Lahir pada November 2001, saat ini sesuai jenjang usianya, Daniel masuk ke tim Esordienti Milan. Berbeda dengan tiga Maldini yang lain, sang bocah lebih memilih menjadi seorang striker. Sosok mantan pelatih AC Milan, Clarence Seedorf-lah yang mengubah posisi Daniel, dari gelandang ke striker.

Menurut Seedorf, kemampuan Daniel lebih cocok berada di area penggempur dibanding harus berjibaku menahan serangan lawan. Karena berbeda gaya itulah, banyak pihak menilai sangat menarik ketika nantinya ia akan masuk ke tim Primavera AC Milan.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini