Beri Selamat ke Arema, Kiko Insa Tetap Sinis ke Milomir Seslija

oleh Gerry Anugrah Putra diperbarui 07 Apr 2016, 12:00 WIB
Kiko Insa, masih menyimpan amarah ke pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Arema ternyata tidak bisa lepas dari ingatan Kiko Insa. Meski kini ia membela Bali United, rasa sayang Kiko kepada Arema Cronus masih disimpan dalam betuk tato di tubuhnya. Bahkan ia pun tak malu mengakui sebagai Aremania.

Pemain berkebangsaan Spanyol ini awalnya membela Arema saat Singo Edan mulai dilatih oleh Milomir Seslija. Namun, meski bermain baik di ajang Inter Island Cup 2015, Kiko tidak mendapat tempat utama dan bahkan diberi status pemain yang akan dipinjamkan.

Stoper sempat meradang dengan keputusan tersebut. Hubungan dengan Milo pun tak berjalan harmonis karena pencoretan Milo disebabkan karena keinginan sang pelatih.

Beruntung, saat didepak Tim Singo Edan pasca juara Bali Islamd Cup, Bali United langsung menggaetnya. Ia dikontrak permanen selama setahun oleh klub asuhan Indra Sjafri.

Baca Juga

Advertisement

Pemain berambut mowhawk itu pun mempunyai dua tato berbau Arema di tubuhnya. Tato Salam Satu Jiwa dan Singa Arema. Keduanya mempunyai makna yang dalam bagi pemain yang lahir di Cocentaina, Spanyol, 28 tahun silam.

Keputusan membuat tato tentang Arema tak membuatnya menyesal, karena dirinya benar-benar mencintai Singo Edan.

“Sampai detik ini saya masih Aremania. Kamu lihat tato saya ini, ada dua tato Arema di tubuh saya dan saya sangat menyukai tato dengan lambang Singa Arema ini. Tato ini sangat berkesan bagi saya,” jelas Kiko Insa yang ditemui bola.com di Lapangan Pertamina, Simprug, Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Tak heran, Kiko pun antusias berkomentar tentang Arema yang baru saja menjadi juara turnamen Torabika Bhayangkara Cup 2016. Namun, komentar yang dilontarkan Kiko terkesan menyerang Milo sebagai pelatih yang pernah mencoret dirinya.

Kolase foto tato kesayangan bek Bali United, Kiko Insa, yang bergambar singa dan tulisan salam satu jiwa yang merupakan salah satu identitas dari Aremania, kelompok suporter pecinta Arema. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

“Arema juara bukan karena faktor pelatihnya. Mereka juara karena materi pemain yang sudah bagus. Apalagi mereka punya tiga pemain asing dan dua naturalisasi, yakni Cristian Gonzales dan Raphael Maitimo. Mereka bagus sebagai tim,” tandasnya.

Ucapan sinis Kiko kepada Milo besar kemungkinan karena insiden terakhir yang melibatkan keduanya di Bali. Saat itu Arema menang atas Bali United, dan keduanya saling melemparkan pandangan dingin dan berujung pada lontaran ancaman dari keduanya.

Arema akhirnya juara setelah dalam final mengalahkan Persib Bandung dengan skor 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Minggu (3/4/2016). Dua gol penentu klub Kera-Kera Ngalam dicetak oleh Raphael Maitimo dan Sunarto.

Kiko Insa, mengaku terkesan dan langsung jatuh cinta kepada Arema karena sambutan yang luar biasa ramah dari Aremania. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Lantas bagaimana Kiko melihat peluang Bali United di turnamen Trofeo Persija yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Sabtu (9/4/2016)?

"Persija Jakarta dan PSM Makassar lawan yang sulit. Akan tetapi saya punya keyakinan Bali United bakal sukses di turnamen ini. Bali tidak diunggulkan di Bhayangkara, nyatanya kami bisa menembus semifinal. Di Jakarta kami bakal jadi yang terbaik," ucap Kiko Insa.

Sang pemain menegaskan komitmennya memberi yang terbaik bagi Bali United, sekalipun ia belum bisa move on dari Arema Cronus.