Bola.com, Paris - Pagelaran Piala Eropa 2016, dikabarkan Daily Mail, Senin (11/4/20106), menjadi salah satu motif para pelaku melakukan serangan teror bersenjata di Paris dan Brussels. Kabar tersebut berasal dari klaim salah satu tersangka aksi teror Paris yang terjadi pada November 2015.
Baca Juga
Paris sempat diguncang aksi bersenjata dan bom bunuh diri dari sekelompok terduga teroris pada 13 November 2015. Mereka menjalankan aksinya di beberapa wilayah, termasuk di sekitar Stade de France yang tengah menggelar laga uji coba Prancis melawan Jerman.
Akibat aksi teror tersebut, ratusan orang meninggal dunia dan luka-luka. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pun mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan itu. Empat bulan berselang, giliran Brussels, Belgia yang mengalami aksi teror serupa.
Pada 19 Maret, Salah Abdeslam, pelaku aksi teror di Paris berhasil ditangkap dalam penyergapan di kawasan Molenbeek, Brussels, Belgia. Teranyar, Mohamed Abrini, anggota lain dari kelompok tersebut pun dibekuk di negara yang sama pada pekan lalu.
Menurut Daily Mail, saat menjalani pemeriksaan, Abrini mengklaim target utama serangan kelompoknya bukan Brussels, melainkan pagelaran Piala Eropa 2016 yang bakal berlangsung di Prancis. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail mengenai rencana aksi tersebut.
Interpol negara Uni Eropa hingga saat ini diberitakan masih mencari kebenaran atas klaim Abrini. Namun, salah satu televisi Prancis, BFM TV, Senin (11/4/2016), mengklaim memiliki percakapan telepon antara salah satu pelaku pengeboman di Brussels dengan kelompok ISIS.
Dalam rekaman itu, mereka dikabarkan sengaja melakukan serangan di Prancis pada November lalu agar pemerintah Prancis menunda pagelaran Piala Eropa 2016. Demikian halnya dengan teror bom di Brussels, yang diklaim tidak berjalan sesuai dengan rencana kelompok tersebut.
"Ini bukan berita pertama yang menyebutkan para teroris ingin menyerang pagelaran Piala Eropa 2016. Pasukan keamanan khusus akan terus menerus mengembangkan skenario serangan dan cara untuk merespons masalah ini," ungkap salah satu sumber di kepolisian Brussels.
"Jika pernyataan Abrini benar, hal itu hanya mengonfirmasi fakta, Belgia adalah basis operasional mereka yang perlu diawasi dengan lebih intens. Jaringan kelompok mereka memang sudah terjalin sejak lama di sana (Belgia), setidaknya sejak 10 tahun lalu," lanjut sumber tersebut.
Prancis sejak terjadi teror Paris memang sudah menyiapkan berbagai antisipasi teror selama pagelaran Piala Eropa 2016 berlangsung. Pada Senin (5/4/2016), misalnya, ketika mereka menggelar latihan simulasi penanganan aksi teror di Stade Geoffroy-Guichard, St Etienne, dan wilayah Bordeaux.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengatakan, pihaknya memang terus mengembangkan langkah antisipasi agar dapat menjamin Piala Eropa 2016 berlangsung aman. Apalagi, dipastikan puluhan juta wisatawan asing akan menuju Prancis untuk mendukung tim negaranya bertanding.
"Kami ingin Piala Eropa 2016 berlangsung dengan kondisi baik dan karena itulah kami membuat beberapa latihan menguji sistem yang sudah dipersiapkan untuk menangani ancaman-ancaman sangat tinggi ketika acara," ujar Cazeneuve.
Sumber: Daily Mail, Mirror, The Local.fr