Bola.com, Oakland - Enam tahun lalu pemilik perusahaan Mandalay Entertainment yang memproduksi acara televisi dan film, Peter Guber dan rekannya, Joe Lacob, merogoh kocek senilai 450 juta dollar AS (Rp 5,09 triliun) untuk membeli tim basket di California yang mengantongi rekor terburuk kedua di NBA, Golden State Warriors.
Manajemen baru langsung melakukan perubahan besar-besaran. Para pemain bintang dijual dan mereka membangun tim yang berpusat pada seorang pemain yang diabaikan oleh universitas-universitas ternama saat dia lulus sekolah. Pemain tersebut diduga punya masalah di pergelangan kaki, tinggi badannya 191 cm, dan tak dilirik oleh tim besar manapun. Stephen Curry namanya.
Baca Juga
Langkah berikutnya adalah memetakan kekuatan. Manajemen tak mau asal-asalan, semuanya dianalisis melalui data. Kesimpulannya: basket telah dimainkan dengan cara yang salah. Slam dunk yang selama beberapa dekade dianggap sebagai tembakan paling mentereng, dinilai tak perlu lagi diistimewakan. Toh, nilainya hanya dua poin.
Seperti dilansir The Times, eksekutif Warriors mengubah taktik dengan mengutamakan tembakan jarak jauh, di luar garis, sekitar 6,09 meter dari ring, di mana tembakan itu dihitung tiga poin. Hasilnya spektakuler. Wall Street Journal sampai melabeli Warriors sebagai “tim yang memainkan gaya basket yang membuat tim lain kebingungan bagaimana mengalahkannya”.
Transformasi Warriors menuai hasil sepadan lima tahun berselang. Setelah 40 tahun puasa gelar juara, Warriors berhasil memuaskan dahaga pada Juni tahun lalu, dengan memenangi kompetisi NBA musim 2014/15. Gelar itu menjadi titik balik Warriors. Mereka tak lagi dipandang sebelah mata.
Tapi, titel prestisius itu tak membuat Warriors puas. Di bawah asuhan pelatih Steve Kerr, Warrios terus berlari hingga mencapai titik yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya. Warrios kini berdiri di ambang sejarah baru. Tim yang berbasis di Oakland tersebut tinggal selangkah lagi menjadi tim dengan jumlah kemenangan terbanyak dalam semusim sepanjang sejarah NBA, yaitu 73.
Rekor tersebut sudah 20 tahun didekap oleh Chicago Bull yang kala itu dimotori Michael Jordan. Sulit terbayangkan rekor tersebut kemungkinan bakal pecah pada Rabu (13/4/2016) malam waktu setempat atau Kamis (14/4/2016) dini hari WIB. Syaratnya, anak asuh Steve Kerr harus mengalahkan Memphis Grizzlies di Oracle Arena, kandang mereka. Strategi mengandalkan three point juga terbukti ampuh. Total, sepanjang musim ini Warriors telah melesakkan lebih dari 1.000 three-point baskets, sejauh ini terbanyak dalam sejarah NBA.
Monster Three Point
Stephen Curry jadi monster three point bagi Warriors. “Saya selalu meyakini tiga poin lebih baik daripada dua,” begitu kata Curry. Ketika Warriors mengalahkan San Antonio Spurs 92-86, Minggu (10/4/2016) malam waktu setempat, Curry total telah membukukan 392 three points sepanjang musim ini. Rata-rata, Curry mengukir 5,02 three points dalam satu laga.
Fans basket pun berharap pria 28 tahun itu mampu melesakkan delapan three points di laga pamungkas kontra Grizzlies sehingga menggenapi koleksinya menjadi 400 tembakan tiga angka. Sebelum ini, tak ada pebasket di NBA yang mampu membukukan lebih dari 270 three points dalam semusim.
Curry memang istimewa. Dia bermain dengan banyak senyum, lebih mirip orang biasa dibanding seorang bintang NBA. Banyak pemain basket yang melabelinya sebagai shooter terbaik dalam sejarah NBA. Akurasi tembakan putra pasangan Sonya Curry dan Dell Curry tersebut sangat mengesankan. Rata-rata sumbangan poinnya mendekati 30 per laga dan 50 persen percobaan tembakannya tepat sasaran, termasuk 45 persen dari percobaan three points.
Tak heran, tim lawan selalu berusaha menjaga pergerakan Curry dengan ketat. Namun, kadang taktik tersebut jadi bumerang. Gara-gara terpusat menjaga Curry, pemain Warriors lainnya jadi lebih leluasa bergerak. Itu artinya, kans menambah poin dari tembakan dua angka juga semakin terbuka lebar. Tapi, Warriors tetap menjaga filosofinya dengan bertumpu pada three point. Saat mengalahkan Spurs tiga hari lalu, Klay Thompson menjadi pemain pertama selain Curry yang berhasil mencetak 270 three point dalam semusim.
Peran Vital Steve Kerr
Curry didukung Thompson, Draymond Green, dan lain-lain, memang jadi tulang punggung keberhasilan Warriors musim ini. Namun, ada satu sosok yang juga jadi nyawa era baru Warriors. Dia tak lain pelatih Warriors, Steve Kerr. Pria yang lahir di Beirut, Libanon, ini adalah bagian dari tim Chicago Bulls yang mengukir rekor 72 kemenangan pada musim 1995/1996.
Kariernya bisa dibilang gemilang. Dia mengakhiri petualangan di NBA dengan raihan rata-rata 45,4 persen three point menemui sasaran. Ini merupakan rekor tertinggi di NBA. Tak heran, keahlian itu mampu ditularkan secara sempurna kepada para pemainnya.
Ketika Kerr dipinang Warriors pada 2014, itu adalah petualangan perdananya sebagai pelatih di NBA. Penunjukkan ini terasa tak lazim di dunia olahraga Amerika Serikat, namun bukan hal baru di dunia bisnis tempat asal sang pemilik, Joe Lacob.
Sebagai rookie pelatih kepala, Kerr tampak langsung nyetel dengan tugas barunya. Pada musim itu juga, Warriors langsung diantarnya meraih gelar juara NBA yang sudah ditunggu-tunggu selama 40 tahun. Bahkan, ketika dia harus absen dari bench sepanjang 43 laga pertama musim ini untuk memulihkan diri seusai menjalani operasi punggung, Warriors tak guncang. Kendali di bench diserahkan kepada asisten pelatih, Luke Walton, saat Kerr absen.
Tanpa Kerr di pinggir lapangan, performa Warriors tetap terjaga. Ada yang beranggapan Warriors sudah seperti mobil otomatis sehingga tanpa “sopir” pun tetap bisa melaju dengan kencang dan terarah. Pada periode itu, Warriors mampu mencatat start luar biasa, tak terkalahkan dalam 24 pertandingan beruntun.
Tapi, anggapan Warriors bisa melaju otomatis sebenarnya terlalu naif. Dalam suatu kesempatan, Walton mengaku tetap konstan berkomunikasi dengan Kerr, bertukar ide, membuat prediksi, dan lain-lain, hampir di setiap pertandingan. Walton layak mendapatkan kredit sebagai pengeksekusi taktik dan menjaga Warriors tetap bermain dengan antusiasme, kegembiraan, dan intensitas yang sama seperti sebelumnya. Tapi, tetap saja semua itu adalah taktik Kerr.
Pemilihan tim membangun kekuatan di sekeliling Curry maupun keputusan menunjuk Kerr merupakan contoh pendekatan tak biasa dari sebuah manajemen tim. Gib Arnold, mantan pelatih University of Hawaii, yang menghabiskan waktu untuk mengobservasi performa Warriors sepanjang NBA musim lalu, bahkan punya julukan khusus untuk tim tersebut. Warriors disebutnya sebagai “Google di ajang NBA”.
Pada Kamis (14/4/2016) besok, Warriors bakal berjuang menuntaskan misi yang awalnya terlihat mustahil dicapai. Mereka mengejar kemenangan ke-73. Semua orang bergairah menunggu momen bersejarah ini. Tak terkecuali para pemain.
“Mike (Michael Jordan) pernah bilang sesuatu kepada saya saat All Star. ‘Pecahkan rekor itu. Jika Anda semua tidak mampu memecahkan rekor ini, saya akan merasa panas dan saya akan menyalahkan Anda,” kata salah satu bintang Warriors, Draymond Green, seperti dilansir Reuters.
Jadi, mampukah Golden State Warriors mengukir sejarah baru?
Sumber: The Times, NBA.com, Reuters