Bola.com, Malang - Performa Arema Cronus di tangan pelatih asal Bosnia, Milomir Seslija makin garang. Jika dilihat lebih detail, ada empat nama yang jadi pemain kunci dari tim pelatih Singo Edan, saat memerankan formasi 4-3-3. Mereka adalah Cristian Gonzales (striker), Raphael Maitimo, Hendro Siswanto (gelandang) dan Hamka Hamzah (stoper).
Ke empat pemain itu paling sering menghiasi starting 11 Arema. Meskipun tidak mengecilkan peran pemain lain, tapi kunci permainan Singo Edan ada para mereka. Berikut ulasan dari bola.com.
1. Cristian Gonzales
Cristian Gonzales adalah pemain paling senior Arema. Pada usia 39 tahun, pemain naturalisasi asal Uruguay ini masih jadi andalan. Bahkan penampilannya makin menanjak karena sang pelatih memberikan menu khusus untuk menjaga staminanya dengan program latihan yang pas.
Baca Juga
Meski menjalani turnamen padat beruntun mulai dari Piala Presiden 2015, Piala Jenderal Sudirman 2015-2016, Bali Island Cup 2016, Piala Gubernur Kaltim dan Bhayangkara Cup, Gonzales selalu jadi starter. Gelar top scorer Bali Island Cup juga berhasil diraihnya.
Kini, peran Gonzales bukan hanya sebagai striker tunggal lagi. Tapi juga membuka ruang bagi pemain lain untuk masuk ke pertahanan lawan. Terutama jika El Loco dapat pengawalan ketat dari lawan. Sebab, sudah jadi rahasia umum kalau Gonzales selalu dapat pengawalan ketat dari lawan.
Sekalipun dalam pertandingan Cristian Gonzales tidak mencetak gol, tugasnya sangat vital untuk memancing bek lawan untuk mengawalnya terus. Situasi itu yang dimanfaatkan pemain Singo Edan lainnya bisa punya peluang lebih besar untuk mencetak gol.
2. Raphael Maitimo
Permainannya simpel. Tapi justru itu yang membuat Raphael Maitimo sangat berguna di lini tengah Arema. Bahkan saat Singo Edan sempat kehabisan stok stoper, pemain naturalisasi asal Belanda ini bisa jadi solusi. Maitimo adalah pemain multifungsi. Bisa menempati posisi stoper, gelandang bertahan, dan bek sayap.
Ketika menempati posisi gelandang bertahan di Arema, Maitimo bertugas mengalirkan bola dari belakang ke depan. Tugas yang normal dan mudah bagi pemain 31 tahun itu.
Tapi, peran Maitimo menjadi sangat vital karena dia sangat jarang melakukan kesalahan. Akurasi umpannya sangat tinggi. Naluri bertahannya juga berguna untuk menghentikan serangan lawan.
Banyak juga yang menilai kalau performa Maitimo makin bersinar di Arema. Karena dia bermain dengan dukungan banyak pemain bagus di tim Singo Edan. Besar kemungkinan dia menggeser secara permanen mantan kapten tim Ahmad Bustomi yang kini lebih sering dibekap cedera.
Selanjutnya
3. Hendro Siswanto
Banyak yang terkejut dengan performa Hendro Siswanto di Arema Cronus musim ini. Dia tampil konsisten sebagai gelandang pengangkut air Arema.
Tugas ini sebenarnya jadi posisi asli Hendro yang sudah diperankan sejak lama. Tapi musim ini dia jauh lebih matang karena Milo menaruh kepercayaan tinggi kepadanya. Bahkan pemain 25 tahun asal Tuban, Jatim ini sempat jadi kapten tim Arema pada awal kepelatihan Milo.
Hendro punya visi bermain sebagai gelandang modern. Dia punya tenaga, badan berotot, dan shooting keras. Kelebihan ini membuat pelatih Singo Edan memberikan peran layaknya Gennaro Gattuso di AC Milan.
Dia bisa jadi pelayan sekaligus bodyguard kepada rekannya sesama gelandang seperti Raphael Maitimo dan Srdan Lopicic.
Hendro sendiri merasa dia nyaman dengan tugas itu. Sebelumnya dia sempat dipindah-pindah posisi, sebagai gelandang serang hingga bek sayap kanan.
4. Hamka Hamzah
Dia sempat ditolak oleh Milo untuk gabung Arema Cronus. Tapi Hamka memberikan bukti di lapangan. Dia memang sosok yang suka mengatur. Tapi itu dilakukannya untuk kebaikan tim dan perannya sebagai kapten.
Hamka jadi kapten tim yang ideal bagi Arema karena semua pemain segan terhadap bek asal Makassar itu. Di lapangan, mantan pemain Pusamania Borneo FC ini juga tampil bagus selama tiga turnamen yang sudah dilalui. Lini belakang Arema kembali solid karena ada figur pemimpin sepertinya di lini belakang.
Selama ini, hanya pemain asing yang bisa memerakan sosok leader di lini belakang Arema. Sebut sajal Pierre Njanka, Victor Igbonefo dan Fabiano Beltrame.
Bek 32 tahun itu kuat dalam duel udara. Meski gak secepat masa mudanya, tapi dia masih sulit untuk dilewati lawan. Ditambah lagi long pass-nya yang akurat juga jadi keuntungan tersendiri bagi Arema.
Ketika pemain tengah kesulitan menerobos rapatnya kawalan lawan, Hamka kerap meluncurkan umpan jauh kepada einger maupun striker. Dalam situasi bola mati didapatkan Arema Cronus, Hamka juga sering membahayakan gawang lawan dengan tandukannya.