Bola.com, Bologna - Delapan tahun sudah Ducati tak merasakan manisnya menjadi juara dunia MotoGP. Perlahan tapi pasti tim asal Italia itu mulai membangun kekuatan. Kedatangan Jorge Lorenzo pada musim 2017 dipercaya menjadi kepingan terakhir yang dibutuhkan Ducati untuk kembali ke puncak kejayaan.
Ducati terakhir kali merengkuh gelar juara dunia pada 2007. Kala itu, tim yang berbasis di Bologna tersebut merebut gelar ganda, yakni konstruktor dan pebalap lewat Casey Stoner.
Baca Juga
Setelah itu, prestasi Ducati mulai merosot. Jangankan jadi juara dunia, buat meraih kemenangan saja mereka kesulitan. Sejak Stoner naik podium utama di Australia pada 2010, Ducati tak pernah lagi mencicipi kemenangan.
Buat kembali ke tangga juara, Ducati sempat mendatangkan Valentino Rossi. Namun, usaha itu gagal. Selama dua musim di Ducati pada 2011 dan 2012, The Doctor hanya sanggup mempersembahkan tiga podium.
Pencarian Ducati akan sosok pebalap juara berlanjut. Pilihan mereka akhirnya jatuh kepada sosok Jorge Lorenzo. Selama delapan musim di Yamaha, pebalap asal Spanyol itu tiga kali jadi juara dunia (2010, 2012, 2015).
"Kami ada di MotoGP buat menjadi juara dunia. Lorenzo adalah orang yang tepat untuk menunjukkan apakah kami bisa melakukannya atau tidak. Tak ada keraguan akan hal itu karena Lorenzo sudah lima kali menjadi juara dunia," kata Gigi Dall'Igna seperti dilansir GP One, Selasa (19/4/2016).
Selain tiga titel MotoGP, Lorenzo merebut dua gelar lainnya saat masih di kelas 250cc pada 2006 dan 2007 bersama Aprilia. Menariknya, Direktur Teknis Aprilia saat itu ialah Dall'Igna. Wajar jika Ducati tak sulit membujuk Lorenzo hengkang dari Yamaha.
"Hubungan antara pebalap dan teknisi selalu penting. Saya dan dia sama-sama ingat apa yang terjadi pada masa lalu. Karena itulah kami saling menghormati. Hal ini memang membantu, tapi yang lebih berpengaruh adalah langkah maju yang telah kami dan dia lakukan dalam beberapa tahun terakhir," ujar Dall'Igna.
Dall'Igna optimistis menatap masa depan cerah Ducati dengan kombinasi pebalap juara dalam diri Lorenzo dan motor Desmosedici yang semakin kompetitif. Desmosedici GP16 tak sama dengan motor Ducati lama. Motor tersebut tetap unggul dalam power dan top speed, tapi jadi lebih seimbang.
"Kami akan menyesuaikan motor Ducati Desmosedici dengan gaya balap Jorge Lorenzo. Namun, di sisi lain pebalap juga mesti memahami karakter motornya," kata Gigi Dall'Igna.