Bola.com, Jakarta - Sejak bergulirnya Indonesia Super League (ISL) edisi pertama musim 2008-2009, telah banyak penjaga gawang yang menghiasi kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia itu.
Baca Juga
Jelang bergulirnya Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo, Labbola merangkum enam penjaga gawang yang paling sering memungut bola dari gawangnya sejak gelaran ISL pertama. Berikut enam kiper tersebut:
1. Jendry Pitoy (117 Kebobolan)
Saat ISL edisi pertama, Jendry merupakan bagian dari skuat juara Persipura. Kiper asal Tomohon ini merupakan pilihan utama Jacksen F. Tiago untuk mengawal gawang tim Mutiara Hitam. Total, selama dua edisi ISL membela Persipura, Jendry kebobolan sebanyak 57 gol.
Pada musim 2010-2011, Jendry memutuskan berlabuh di tim ibu kota, Persija. Namun, kariernya di tim Macan Kemayoran tidak berlangsung mulus. Mantan penjaga gawang Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 itu kalah bersaing dari seniornya, Hendro Kartiko. Jendry hanya bermain sekali dalam semusim dan kebobolan dua gol.
Musim berikutnya, Jendry kembali berganti kostum. Kali ini, Persib menjadi pelabuhan kiper kelahiran 1981 ini. Di Bandung, Jendry kebobolan 42 gol.
Teranyar, di musim 2014, Jendry sukses membawa Persebaya (sekarang Bhayangkara Surabaya United) melaju hingga babak delapan besar. Bersama Persebaya, Jendry hanya kebobolan 16 gol, dan merupakan salah satu catatan pertahanan terbaik di liga musim itu.
2. Choirul Huda (117)
Sejak ISL edisi perdana, Choirul Huda sudah loyal membela Persela. Total kebobolan kiper asli Lamongan ini sejak 2008 hingga 2015 identik dengan catatan Yandri Pitoy, yakni 117 gol.
Di ISL musim pertama, Huda hanya tampil sebanyak 12 pertandingan, di mana ia 19 kali memungut bola dari gawangnya. Dua musim berikutnya, Huda juga harus bersaing dengan penjaga gawang lain, seperti Fauzal Mubaraq dan Dedi Iman.
Tercatat, jumlah penampilan Choirul pada dua musim itu tidak sampai jumlah penampilan pada musim 2008-2009. Hal itu juga berbanding lurus dengan catatan kebobolan kiper berusia 36 tahun ini, di mana ia menderita 14 kali kebobolan.
Baru pada musim 2011 Huda mendapatkan posisi yang nyaman di bawah mistar Laskar Joko Tingkir. Terhitung sejak musim 2011-2012 hingga musim 2015, penjaga gawang yang juga Pegawai Negeri Sipil di Lamongan ini tercatat kebobolan 81 gol.
Berikutnya
3. Hendro Kartiko (124)
Jika kebanyakan penjaga gawang yang masuk dalam daftar ini adalah pemain yang sudah lima atau enam musim berkiprah di ISL, Hendro menjadi pemain yang jumlah musimnya paling sedikit. Eks kiper tim nasional Indonesia ini memutuskan untuk pensiun pasca ISL edisi ke empat. Terakhir, Hendro membela panji Mitra Kukar.
Selama keikutsertaannya di ISL, Hendro menderita 124 gol. Kariernya di ISL bermula bersama Persija, pada musim 2008-2009. Kiper yang sempat dikenal dengan sebutan Fabien Barthez dari Asia ini kebobolan sebanyak 44 gol di musim tersebut. Catatan tersebut menjadi yang terburuk dalam satu musim bagi Hendro.
Musim berikutnya, Hendro pindah ke Sriwijaya FC dan menderita 30 kali kebobolan. Kemudian di musim berikutnya, Hendro kembali ke Persija. Semakin bertambah umur, semakin berkurang pula jam bermain, dan secara tidak langsung mengakibatkan catatan kebobolan Hendro makin membaik secara jumlah.
Di musim 2010-2011 bersama Persija, Hendro kebobolan 26 gol. Sebelum gantung sarung tangan, kiper yang dikenal alim ini tercatat 24 kali memungut bola dari gawang Mitra Kukar.
4. Markus Haris Maulana (124)
Sepanjang gelaran ISL, Markus tercatat sebagai penjaga gawang penjelajah. Selama lima musim ia berkarir di ISL, Markus telah bermain di lima klub berbeda! Dalam periode tersebut mantan suami selebriti Kiki Amalia ini kebobolan 124 gol.
Musim perdananya di ISL, Markus masih merupakan bagian dari skuat Persik Kediri, di mana ia menderita 29 gol. Eks kiper Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 ini kemudian hengkang ke Arema di musim berikutnya.
Bersama tim Singo Edan, Markus harus kalah bersaing dari penjaga gawang muda saat itu, Kurnia Meiga. Pemain berkepala plontos ini hanya bermain empat kali dan menderita 4 gol.
Tak mau berlama-lama sebagai pilihan kedua, Markus memilih hengkang ke Persib. Bersama Maung Bandung, penjaga gawang yang sebelumnya dikenal sebagai Markus Horison ini berhasil menjadi pilihan utama, setelah Persib ditinggal kiper asal Thailand, Shintawecchai Hattaraittanakool.
Di Persib, karier Markus hanya bertahan satu setengah musim, di mana ia harus 47 kali memungut bola dari gawangnya.Sejak meninggalkan Persib, karier Markus semakin menurun.
Pada musim 2011-2012, ia memutuskan pulang kampung ke PSMS. Selama membela tim Ayam Kinantan, Markus kebobolan 19 gol. Terakhir, di musim 2014, Markus membela PSM, di mana ia kebobolan 25 gol.
Berikutnya
5. Wawan Hendrawan (148)
Wawan adalah penjaga gawang yang sudah bermain sejak awal edisi ISL. Ia tercatat sebagai kiper yang sering menjadi pilihan utama di bawah mistar tim-tim level menengah seperti Persita Tangerang, Persisam Samarinda, dan Deltras Sidoarjo. Selama lima musim itu, Wawan sudah 148 kali kebobolan.
Musim perdana di ISL, Wawan merupakan pilihan utama di Persita. Bersama tim Pendekar Cisadane, Wawan tercatat kebobolan 38 gol. Pada musim 2009 hingga 2011, Wawan bermain bersama Persisam Samarinda. Dua musim bersama tim berjulukan Pesut Mahakam itu, gawang Wawan dibobol sebanyak 71 kali dari 50 kali penampilan.
Pada musim 2011 hingga 2014, Wawan tercatat bermain di dua klub. Deltras untuk ISL musim 2011-2012 dan Persiba Balikpapan di dua musim 2013 dan 2014. Di dua tim tersebut, catatan kebobolan Wawan dapat dikatakan membaik. Jumlah kebobolan Wawan dalam semusim tidak mencapai 30 gol. 22 kebobolan saat di Deltras dan 19 saat di Persiba.
6. I Made Wirawan (170)
Made memulai karier di ISL bersama Persiba Balikpapan. Berkostum tim Beruang Madu selama lima tahun (2007-2012), karier Made terbilang baik. Penjaga gawang kelahiran Gianyar ini setiap musim selalu menjadi pilihan utama.Namun, siapa sangka jika kiper berusia 35 tahun yang kerap tampil brilian ini ternyata adalah pemain dengan rekor kebobolan terbanyak sejak era ISL.
Sejak ISL edisi perdana (2008), Made menderita kebobolan sebanyak 170 gol.Empat musim di ISL bersama Persiba, mantan penjaga gawang Persekaba Badung ini telah 140 kali memungut bola dari gawangnya. Itu artinya, sepanjang kariernya di ISL hingga 2015, 82% kebobolan yang dideritanya adalah saat bersama Persiba.
Musim 2011-2012, merupakan musim di mana Made paling sering dibobol. Kiper yang juga merupakan mantan kiper timnas ini, saat itu 52 kali dibobol. Memasuki musim 2014, Made akhirnya memutuskan meninggalkan tim yang sudah membesarkan namanya untuk pindah ke Persib Bandung.
Di musim perdananya, Made sukses membawa Persib menjadi juara ISL. Catatan kebobolan I Made Wirawan saat bersama tim Maung Bandung adalah 30 gol. Catatan itu lebih baik ketimbang catatan kebobolan rata-rata Made per musim saat membela Persiba, yaitu 35 kebobolan.