Bola.com, Malang - Arema Cronus menutup uji coba terakhir sebelum terjun di Torabika Soccer Championship Torabika Soccer Bhayangkara (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo dengan kemenangan telak. Klub divisi utama Persekam Metro FC jadi bulan-bulanan Tim Singo Edan dengan skor 7-2 pada Minggu (24/4/2016).
Kemenangan ini diwarnai dengan lima penalti. Empat didapatkan Arema, sementara satunya lagi untuk Metro FC. Ini tak lepas dari permainan keras kedua tim. Sehingga banyak pelanggaran yang terjadi dalam kotak terlarang. Agak aneh juga mengingat laga ini sebatas uji coba saja.
Baca Juga
Penalti yang didapatkan Singo Edan di babak pertama dieksekusi oleh Cristian Gonzales (dua gol). Sedangkan dua lagi di babak kedua dilesakkan oleh Goran Gancev dan Beny Wahyudi. Sedangkan tiga gol lain diborong oleh striker lokal Sunarto.
Sebenarnya pertandingan yang dihelat di Lapangan Arhanud Malang ini berjalan seru pada babak pertama. Setelah unggul dua gol lewat Gonzales, Metro bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di babak pertama lewat gol Andrianto dan penalti Dedik Setiawan.
Tapi setelah turun minum, pelatih Arema, Milomir Seslija, memberikan banyak evaluasi. Beberapa pemain inti yang tampil di bawah ekspetasi langsung diganti.
Di sisi lain, pemain cadangan yang sedang on-fire dimasukkan untuk menambah daya sengat Tim Singo Edan. Sebut saja Sunarto, Ferry Aman Saragih dan Antoni Putro. Hasilnya memberi efek positif. Lima gol dicetak Arema.
Usai pertandingan Milo puas dengan performa timnya. Namun, dia tetap akan melakukan evaluasi karena lawan yang akan dihadapi di ajang Torabika SC 2016 nanti lebih berat levelnya daripada Metro FC.
"Pemain tampil luar biasa. Semua dapat kesempatan main. Saya senang dengan performa tim. Tapi ke depan tetap harus menjaga trend positif ini, jangan lengah sedikit pun," tegas pelatih asal Bosnia tersebut.
Dalam uji coba ini beberapa pemain sempat terlihat memandang enteng lawan. Sehingga mereka sempat ditahan imbang di babak pertama. Beruntung Arema Cronus masih unggul pengalaman sehingga babak kedua main lebih tenang dan menguasai penuh jalannya pertandingan.
Sementara itu, Metro FC seperti kehabisan bensin. Setelah beberapa pemain inti ditarik keluar, pemain pengganti yang turun kualitasnya tidak sepadan. Sehingga mereka kedodoran dan tak kuasa lagi membendung serangan-serangan penggawa Kera-kera Ngalam.