Bola.com, Jayapura - Dua tim dengan nama besar, Persipura Jayapura dan Persija Jakarta akan bertemu dalam duel pembuka Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo di Stadion Mandala, Jayapura, pada Jumat (29/30/2016). Mutiara Hitam mendapat tantangan dari pasukan muda Macan Kemayoran.
Kedua tim dalam posisi tidak ideal menyongsong laga ini. Tim Mutiara Hitam yang bertindak sebagai tuan rumah hanya punya waktu sebulan untuk mempersiapkan diri.
Baca Juga
Jafri Sastra, pelatih baru Persipura tak punya banyak waktu berkreasi. Ia memaksimalkan pemain yang ada sisa skuat bentukan Oswaldo Lessa, yang dipecat pasca kegagalan di Torabika Bhayangkara Cup 2016.
Persipura, pelanggan papan atas kompetisi Indonesia Super League sejak 2008-2014 kini amat minimalis menyongsong Torabika SC 2016. Mereka masih mengandalkan nama-nama lawas macam Boaz Solossa, Ian Kabes, Bio Paulin, Ricardo Salampessy, Imanuel Wanggai, sebagai poros kekuatan.
Mereka berkolaborasi dengan pemain-pemain muda binaan akademi macam: Osvaldo Ardiles Haay, Nerius Alom, dan Yan Peterson Sama.
Jafri punya pekerjaan rumah besar menyeimbangkan lini tengah Persipura sepeninggal Gerald Pangkali (Pusamania Borneo FC) dan Robertino Pugliara (Persib Bandung). Saat ini satu mesin penggerak lini tengah, Imanuel Wanggai masih didera cedera lutut.
Kehadiran Segbah Kennedy (Liberia) terasa belum cukup menutup keroposnya lini tengah Persipura. Tanpa suplai-suplai bola dari sektor kedua, lini depan Persipura terancam paceklik gol.
Namun, pelatih asal Sumatra Barat tersebut tak mau menyerah pada keadaan. Ia menyakini kepergian sejumlah pemain bintang di Persipura bisa ditutupi pemain-pemain muda bertalenta. "Papua selalu melahirkan pemain-pemain muda berbakat. Persipura tidak akan oleng ditinggal sejumlah pemain kunci. Kami punya pemain-pemain muda siap pakai," ujar pelatih yang sukses mengantarkan Mitra Kukar juara Piala Jendral Sudirman.
Faktanya, Persipura tampil jeblok di Piala Jenderal Sudirman dan Torabika Bhayangkara Cup. Jafri harus putar otak untuk membuat skuat Persipura kompetitif menghadapi kompetisi kasta elite.
Walau belum sempurna, tanda-tanda kebangkitan Persipura mulai nampak. Di turnamen segitiga yang dihelat di Makassar, Boaz Solossa dkk. jadi juara dengan rekor kemenangan 2-0 atas PSM Makassar dan Bali United.
Komunikasi jadi jurus Jafri Sastra mendongkrak performa tim asuhannya. "Mayoritas pemain yang ada di tim ini sudah bermain bersama lebih dari lima tahun. Mereka sejatinya sudah saling memahami satu sama lain. Tugas saya adalah memastikan mereka memahami taktik dan strategi yang saya inginkan. Pendekatan hati ke hati saya lakukan agar tim bisa seirama," ucap Jafri.
Sang mentor mengakui figur Boaz sebagai pemimpin amat sentral. Pemain yang sempat meninggalkan Persipura untuk bermain di klub Timor Leste, Cersae FC, selama dua bulan jadi penyambung lidah antara Jafri dengan seluruh anggota tim.
“Kehadiran Boaz bisa membimbing pemain-pemain muda Persipura. Dia pemain berpengalaman dan punya skill hebat. Boaz lebih dari seorang kapten di tim ini,” lanjut Jafri. Dengan atmosfer sepeti itu plus bermain sebagai tuan rumah, wajar jika Persipura ingin memberikan tiga poin perdananya di TSC untuk publik sepak bola Jayapura.
Selain pilar lawas dan pemain belia, energi Persipura bertambah dengan kedatangan James Koko Lomell (striker/Liberia) dan Yo Jae-hoon (kiper/Korea). Keduanya pemain asing matang pengalaman di pentas kompetisi sepak bola Tanah Air. Yo Jae-hoon bahkan merupakan salah satu kartu truf Tim Bumi Cendrawasih memenangi tiga gelar Indonesia Super League.
Pelatih Brasil
Kondisi yang hampir sama juga dialami Persija Jakarta. Klub kebanggan warga Jakarta ini juga sedang membangun skuat baru dengan pemain-pemain muda. Dari beberapa uji coba terakhir, termasuk dengan Trofeo Persija 2016 lalu, Macan Kemayoran mengalami peningkatan permainan dari dua turnamen sebelumnya.
Pelatih Paulo Camargo juga mempunyai alur yang sama dengan Jafri Sastra di Persipura. Mantan pelatih Persibo Bojonegoro itu punya pendekatan bagus dengan pemain usia muda yang kini jadi idealisme Persija.
Pengalamannya sebagai pelatih akademi Sao Paolo membuat dirinya tak kesulitan mengasuh pemain Persija. Di era Camargo pula, Persija berani menurunkan beberapa pemain usia muda yang bisa dibilang belum begitu fasih dengan kompetisi kasta atas sepak bola Indonesia.
Camargo juga boleh dibilang pelatih yang percaya diri dengan pasukannya. Bermodal pertemuan terakhir dengan Persipura yang berakhir dengan skor 0-0 di laga penyisihan Grup Piala Bhayangkara, Camargo yakin Pasukan Jakarta bisa menaklukan medan sulit di Jayapura.
“Pemain muda di Persija sudah banyak berkembang. Kami optimis bisa meraih hasil maksimal di Jayapura. Saya sudah memoles pemain muda dan pemain asing dalam setiap sesi latihan dan uji coba. Kami ingin hasil yang terbaik di Jayapura,” ujar Camargo.
Polesan Camargo memang mulai menumbuhkan hasil yang cukup positif. Untuk benteng pertahanan, Camargo sudah mulai berani mengandalkan Firmansyah Priyatna yang merupakan pemain muda jebolan Persija U-21.
Camargo membuat Firmansyah Priyatna menjadi salah satu pemain yang berkembang dan mempunyai penempatan dan insting yang baik dalam bertahan. Hal itu juga ditopang dengan bimbingan senior Maman Abdurrahman sebagai pasangan duet Firmansyah.
Tak hanya duet Maman-Firmansyah saja, duet Maman-William Pacheco atau Maman-Gunawan Dwi Cahyo pun membuat lini belakang Persija terlihat kokoh. Dari dua laga tur Jawa Timur melawan Arema Cronus dan Madura United, terlihat bahwa benteng Si Merah Putih mulai terlihat rapat.
“Tidak ada masalah berpasangan dengan siapa saja. Dengan William sendiri komunikasi saya dan juga pemain sudah lancar. Memang awalnya William terkendala bahasa, tapi akhirnya kita saling paham melalui bahasa sepak bola,” jelas Maman.
Striker asing Pierre Boya yang baru bergabung hitungan hari di skuat Tim Macan Kemayoran kemungkinan bakal dimainkan. Kehadiran bomber asal Kamerun bakal membantu Camargo dalam menerapkan strategi serangan balik cepat. Boya yang pernah membela timnas Kamerun amat terbiasa menghadapi laga-laga sarat tekanan.
Duel dua tim dengan pengusung pemain muda garis keras ini akan sangat layak dinikmati. Namun kans Persipura untuk memenangkan pertandingan cukup besar. Bertindak sebagai tuan rumah adalah keuntungan bagi mereka, namun Persija Jakarta juga bisa mengejutkan seperti musim 2012 saat mereka mampu menang 1-0, pertama kalinya dalam sejarah bertandang ke tanah Papua.