Bola.com, London - Mantan pemain Chelsea, Graeme Le Saux, mengungkapkan pelatih Leicester City, Claudio Ranieri, memiliki sifat kejam. Mengapa?
Claudio Ranieri saat ini menjadi topik perbicangan hangat di jagat sepak bola Inggris. Alasannya, pelatih berkebangsaan Italia itu selangkah lagi berhasil membawa Leicester City menjadi juara Premier League musim ini.
Baca Juga
Leicester City saat ini berada di puncak klasemen Premier League dengan meraih 76 poin. The Foxes unggul tujuh poin dari Tottenham Hotspur yang menempati posisi kedua. Kompetisi Premier League saat ini tinggal menyisakan tiga laga lagi.
"Sikap dan wajah baiknya hanyalah kedok. Anda jangan sampai tertipu. Itu merupakan bagian dari peran yang ia mainkan," ungkap Le Saux.
Dia adalah operator yang kejam. Di balik senyumannya, dia adalah pelatih kejam. Pria yang senang membuat berbagai keputusan besar," pria asal Inggris itu menambahkan.
Le Saux merupakan bagian dari skuat Chelsea saat Claudio Ranieri menjabat sebagai pelatih. Pria yang kini berusia 47 tahun itu tiga tahun lamanya merasakan besutan tangan dingin The Tinkerman, dari tahun 2000 hingga 2003.
Di sisi lain, Ranieri belum pernah merasakan manisnya memenangkan gelar Liga sepanjang karier kepelatihannya. Manajer berusia 64 tahun itu tercatat sudah 12 kali membesut klub berbeda, yakni Cagliari, Napoli, Fiorentina, Valencia, Atletico Madrid, Chelsea, Parma, Juventus, AS Roma, Inter Milan, AS Monaco, dan Leicester City.
"Di Leicester, dia tak perlu menjadi kejam. Itu karena dia tak memiliki pemain bintang. Dia tak perlu mengambil keputusan untuk menempatkan pemain bintang di bangku cadangan," sambung Le Saux.
"Setelah Claudio Ranieri berhasil membentuk tim dengan baik, dia akan menjadi kebalikan dari yang biasa kita sebut dia sebagai The Tinkerman (si tukang jagal)," Graeme Le Saux mengakhiri pembicaraan.
Sumber: Sky Sports