Komparasi 7 Pelatih Asing di Torabika Soccer Championship 2016

oleh Yovinus Krisantus diperbarui 30 Apr 2016, 15:30 WIB
Komparasi 7 Pelatih Asing di Torabika Soccer Championship 2016. (Bola.com/Rudi Riana)

Bola.com, Jakarta - Penantian kompetisi berformat liga setelah vakum selama 1 tahun berakhir seiring bergulirnya Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Sebanyak 18 klub telah dipastikan ikut berpartisipasi pada gelaran ini.

Dengan bergulirnya kompetisi jangka panjang, beberapa klub Tanah Air telah melakukan bongkar pasang skuat. Bongkar pasang ini selain melibatkan susunan pemain, juga melibatkan pelatih, baik pelatih lokal maupun asing. Tercatat, pada TSC nanti akan ada 7 klub yang memakai jasa pelatih asing.

Berikut komparasi ketujuh pelatih asing tersebut jalam jangka 1 tahun terakhir, termasuk dalam 4 turnamen yang diselenggarakan pada jeda kompetisi yang dirangkum oleh Labbola.

Advertisement

Milomir Seslija – Arema Cronus

Dipercaya menukangi Arema pada awal 2016, Milo, begitu ia akrab disapa, telah membawa Singo Edan menjuarai Bali Island Cup, Piala Bhayangkara 2016, dan mencapai semifinal Piala Gubernur Kaltim.

Dalam 15 pertandingan, Milo membawa Arema mencatatkan 11 kemenangan, 3 imbang dan sekali kalah. Dengan racikannya, lini serang Arema rata-rata mencetak 1,7 gol dari 7,9 peluang yang tercipta dalam setiap pertandingan. Sedangkan di lini pertahanan, Arema hanya kebobolan 0,5 gol dalam setiap pertandingan dan kiper hanya harus 2,4 kali menghadapi tendangan lawan yang mengarah ke gawang.

Dejan Antonic – Persib

Sebelum resmi menangani Persib pada Januari 2016, Dejan menangani Pelita Bandung Raya di Piala Presiden. Dalam turnamen yang diselenggarakan selama jeda kompetisi, Dejan memimpin skuatnya dalam 12 pertandingan, yakni 3 pertandingan bersama PBR dan 9 sisanya bersama Persib.

Bersama PBR, Dejan hanya memenangi 1 pertandingan dan mengalami 2 kekalahan. Ia hanya mencatatkan rata-rata 0,7 gol dari 6,7 peluang dalam setiap pertandingan dan harus kebobolan 1,3 gol dari setiap 3 tendangan yang mengarah ke gawangnya. 

Catatan tersebut meningkat pesat bersama Persib. Bermain dalam 9 pertandingan, Dejan mencatatkan 5 kemenangan, 2 imbang dan 2 kalah. Di bawah arahannya, Maung Bandung mencatatkan rata-rata 1,3 gol dari 6,6 peluang dalam setiap pertandingan. Ketika bertahan, gawang Persib hanya rata-rata kebobolan 0,8 gol dari 2,7 tendangan yang mengarah ke gawang.

2 dari 2 halaman

1

Gomes Oliveira – Madura United

Gomes Oliveira sukses membawa Madura United mencapai final Piala Gubernur Kaltim 2016. Sebelum bergabung dengan Madura United, pelatih asal Brasil ini sempat menukangi Persela Lamongan dan kemudian bergabung ke Persiram Raja Ampat.

Pada Piala Gubernur Kaltim lalu, Gomes memimpin Madura United dalam 6 pertandingan. Ia sukses memenangi 2 pertandingan, imbang 3 kali dan 1 kali kalah. Bersama Gomes, tim berjuluk Sape Kerrab sukses mencetak rata-rata 1,3 gol dari 5 peluang yang tercipta. Sedangkan lini bertahan rata-rata kebobolan 0,8 gol dari 3,5 tendangan yang mengarah ke gawang dalam setiap pertandingan.

Paulo Camargo – Persija Jakarta

Pelatih yang pernah bekerjasama dengan mantan pemain terbaik dunia, Ricardo Kaka ini direkrut Persija sebelum mengarungi Piala Bhayangkara lalu. Meski Persija gagal total, Camargo yakin pemainnya akan siap mengarungi TSC 2016.

Memimpin Persija dalam 6 pertandingan, Camargo harus puas dengan 2 kemenangan, 2 imbang, dan 2 kekalahan. Persija juga hanya rata-rata mencetak 0,5 gol dari 4 peluang yang tercipta dalam setiap pertandingan. Tak hanya itu, lini belakang macan Kemayoran rata-rata kebobolan 0,8 gol dari 3 tendangan yang mengarah ke gawang Persija.

Stefan Hansson – Persela

Laskar Joko Tingkir memercayakan kursi pelatih kepala pada Stefan Hansson saat mengarungi Piala Gubernur Kaltim. Meski gagal melaju ke semifinal, pelatih asal Swedia ini masuk dalam rencana jangka panjang tim kebanggaan warga Lamongan ini.

Menjalani 3 pertandingan, Hansson harus puas dengan 1 kemenangan, 1 imbang dan 1 kali kalah. Lini serang tim asuhannya terlihat menjanjikan dengan rata-rata mencetak 1,7 gol dari 5,5 peluang yang tercipta dalam setiap pertandingan. Namun demikian, ia harus membenahi lini pertahanannya yang kebobolan 1,3 gol dari 6 tendangan yang mengarah ke gawang tim asuhannya.

Luciano Leandro – PSM Makassar

Legenda hidup PSM Makassar ini memulai debutnya saat menghadapi Persija Jakarta dan Bali United pada Trofeo Persija 2016. Meski gagal total, manajemen Juku Eja masih mempercayai Luciano untuk membesut PSM pada TSC 2016 musim ini.

Dalam 2 pertandingan, PSM terpaksa harus menelan 1 kekalahan dan 1 hasil imbang. Tim besutannya gagal mencetak satu gol pun dari rata-rata 3 peluang yang diciptakan pada setiap pertandingan. Selain itu, lini belakangnya juga harus kebobolan 1 gol dari 3 tendangan tepat sasaran dalam setiap pertandingan.

Di sisi lain, Jaino Matos (Persiba Balikpapan) dan Dragan Djukanovic (Pusamania Borneo FC) harus menunggu hingga TSC 2016 untuk memulai debutnya sebagai pelatih kepala di kompetisi tertinggi Indonesia.