Samsul Arif: Mulai Bobotoh Persib, Belencoso, hingga Persibo

oleh Gerry Anugrah Putra diperbarui 03 Mei 2016, 18:00 WIB
Penyerang Persib, Samsul Arif, berusaha melewati pemain Sriwijaya FC, Supardi Nasir, pada laga Torabika Soccer Championship 2016 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (30/4/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Bandung - Langkah awal Persib Bandung di laga perdana Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo kurang berjalan mulus. Maung Bandung hanya bermain imbang 1-1 melawan Sriwijaya FC di Stadion Si Jalak Harupat, pada Sabtu (2/5/2016).

Advertisement

Sepanjang babak pertama permainan Persib boleh dibilang tidak berkembang pesat. Bahkan pemain bintang seperti Samsul Arif, Robertino Pugliara, dan Juan Belencoso tampak tak begitu padu di laga perdana tersebut. Pangeran Biru harus tertinggal selama 90 menit melalui gol dari Alberto Goncalves yang memanfaatkan kemelut di depan gawang Persib.

Beruntung Tantan menyelamatkan muka tim asuhan Dejan Antonic, dengan gol telatnya beberapa detik jelang wasit meniupkan peluit panjang pada masa injury time.

Kepada bola.com pada Senin (2/5/2016) di Mes Maung Bandung, striker lokal, Samsul Arif pun angkat bicara tentang laga perdana timnya. Berikut petikannya:

Bagaimana Anda menyikapi langkah awal Persib di TSC 2016 yang terkesan mengecewakan?

Ya, sejak awal kami tahu pertandngan pertama kompetisi cukup sulit. Sriwijaya FC sebagai tim lawan sendiri mempunyai tim materi yang bagus. Banyak pemain berkualitas di sana. Mereka juga jadi salah satu unggulan di TSC 2016.

Pertandingan pertama sejatinya terasa berat bagi Persib maupun Sriwijaya FC. Hasil imbang saya rasa masih dalam taraf wajar dan pantas bagi kami ataupun kubu lawan.

Pada laga kontra Sriwijaya FC Anda terlihat kerap kesulitan menembus pertahanan lawan. Ada hal tersebut dipengaruhi suplai bola dari lini tengah sedikit macet?

Saya lebih menyoroti pertahanan Sriwijaya FC, mereka kemarin bermain negatif. Bisa dilihat sendiri bagaimana pemain belakang Sriwijaya FC banyak berkumpul di belakang dan sering mendelay bola. Dengan sistem pertahanan yang demikian rapat, kami sedikit kesulitan menembus area kotak penalti mereka. Apalagi mereka memberi pressing ketat pada gelandang-gelandang kami saat memegang bola.

Anda pribadi merasa tertekan dengan bobotoh yang memiliki ekspetasi tinggi ingin klubnya memenangi laga?

Tekanan tinggi dari suporter merupakan hal yang wajar Apalagi Persib adalah tim besar yang punya target tinggi. Saya tidak merasa itu menjadi sebuah beban. Akan tetapi justru saya saya termotivasi menghadapi hal tersebut.

Komunikasi dengan penyerang asing Juan Belencoso sendiri bagaimana?

Sejauh ini tidak ada masalah komunikasi dengan Belencoso. Tapi setiap pertandingan situasinya berbeda. Dan saya rasa, saya dan dia harus lebih belajar lagi menghadapi situasi pertandingan.

Setelah beberapa bulan tinggal di Bandung, merasa kangen dengan suasana kampung halaman Anda?

Pasti kangen kampung halaman dan juga keluarga. Suasana desa tempat saya tinggal dan juga masakan ibu (sambil tersenyum) masih terbayang-banyang hingga saat ini. Bojonegoro kota yang amat saya rindukan.

Namun, saya harus profesional. Merantau di dunia sepak bola Indonesia sesuatu yang wajar. Jika dulu ketika di Malang, saya bisa dengan mudah mudik ke Bojonegoro, kini di Bandung tentu tidak demikian. Kerinduan harus disimpan. Bandung kota yang menyenangkan, saya merasa nyaman tinggal di sini.

Anda masih memandam hasrat bermain di Persibo, klub yang membesarkan nama Anda?

Saat ini saya tidak mau berangan-angan karena saya sedang membela Persib. Saya fokus berprestasi di Tim Bandung dulu. Soal apakah nanti suatu saat saya akan bermain di Persibo Bojonegoro, kita lihat saja nanti. Yang pasti tidak dalam waktu dekat ini.