Bola.com, Tenggarong - Leicester City adalah dongeng terindah sepak bola Inggris. Klub berjuluk The Foxes itu meraih gelar juara Premer League untuk pertama kalinya dalam 135 tahun kelahiran klub tersebut. Tak hanya pendukung Leicester yang gembira, hal serupa juga dirasakan bintang muda Mitra Kukar, Yogi Rahadian.
Pemain kelahiran Palembang 27 Oktober 1995 itu pernah mengeyam latihan di Leicester City pada tahun 2012. Pemain yang murah senyum itu pun mengaku sangat terkesan dengan fasilitas yang dimiliki Leicester City.
Baca Juga
Yogi terbang ke Inggris setelah mengikuti seleksi yang dilakukan Indonesia FootballAcademy (IFA) untuk program berlatih di Leicester. Ia menjadi salah satu pemain terbaik yang dipilih IFA bersama Maldini Pali dan Rico Adriyanto.
Setelah selesai menempa ilmu di Leicester, Yogi kembali ke Indonesia dan terpilih menjadi salah satu pemain yang dikirim ke Uruguay sebagai pemain Sociedad Anonima Deportiva (SAD) pada 2012. Sepulang dari Uruguay, Yogi langsung bergabung dengan Mitra Kukar tahun 2013 dan kini menjadi andalan klub berjuluk Naga Mekes.
Berikut wawancara ringan Yogi Rahadian dengan bola.com tentang pengalamannya pernah berada di Leicester.
Awal mula bisa ke Leicester City?
Awalnya saya berlatih di IFA di Jakarta. Pemilik IFA, Iman Arif punya saham juga di Leicester City, maka diadakan seleksi untuk pemain yang akan berlatih di sana.
Seleksinya berlangsung empat bulan dan sambil berjalan latihan. Kebetulan saya dan Maldini Pali lolos untuk berlatih ke Leicester. Kemudian saya berangkat ke Leicester dan memulai latihan di sana.
Seperti apa program latihan di Leicester?
Program latihan mereka sangat bagus. Mulai dari pengembangan sepak bola usia muda dan untuk level senior sudah terprogram dari awal musim. Selain itu, lapangan yang digunakan untuk latihan juga banyak. Setidaknya ada 10 lapangan yang digunakan untuk latihan. Jadi program yang sudah disusun oleh tim pelatih dari usia dini dan senior pun berjalan dengan baik.
Apa yang dulu Anda lihat di Leicester?
Dulu mungkin buat orang Inggris, biasa saja . Apalagi pas saya datang ke sana klub itu masih berada di divisi Championship atau satu tingkat di bawah Premier League. Meski bagi orang Inggris Leicester biasa saja, tapi bagi kami yang datang dari Indonesia, Leicester saat itu sudah dianggap sangat bagus. Fasilitas yang sangat baik dan terkesan level atas membuat kami takjub.
Apakah Anda pernah menyangka Leicester bisa juara Premier League?
Saya benar-benar tidak menyangka Leicester bisa juara Premier League. Permainan mereka di Premier League musim ini sangat bagus dam kompak. Riyad Mahrez bisa dibilang jadi pemain yang paling berpengaruh bagi Leicester musim ini.
Mana yang lebih menyenangkan? Berlatih di Leicester atau di Uruguay bersama dengan SAD?
Tentu lebih enak di Leicester City. Fasilitasnya sangat bagus dan menunjang untuk pesepak bola profesional. Suasana kotanya juga enak dan menyenangkan. Di tambah di Inggris juga banyak klub-klub profesional yang besar di kompetisi Premier League. Itu yang membuat saya suka berlatih di Inggris.
Jika ada kesempatan untuk berlatih kembali di luar Indonesia, Anda pilih negara mana?
Saya ingin ke Jerman. Saya ingin mencoba bermain sepak bola di sana. Apalagi saat ini sepak bola bola Jerman sedang naik daun dan dibuktikan dengan keberhasilan mereka jadi juara Piala Dunia 2014. Itu alasan saya memilih Jerman jika ada kesempatan berlatih di luar negeri.