Bola.com, Kediri - Pelatih Persik Kediri, Kashartadi berharap keputusan Komisi Disiplin Indonesia Soccer Championship yang menjatuhkan putusan kalah walk out (WO) untuk Laga FC karena gagal menggelar laga perdana Grup 6 ISC B di Stadion Merdeka, Jombang, tidak berubah.
Hasil sidang Komdis ISC pada 5 Mei menyebutkan panpel Laga FC dijatuhi denda Rp 10 juta dan Laga FC dihukum dengan kekalahan WO dengan skor 0-3. Sebaliknya, Persik dinyatakan sebagai pemenang dan berhak mengantongi tiga angka dan kemenangan 3-0.
"Semoga keputusan itu tak berubah. Idealnya, aturan kalau panpel tak mampu melaksanakan pertandingan harus dihukum seperti itu," kata Kas Hartadi.
Baca Juga
Pasalnya, pekan lalu, Persik telah berada di Stadion Merdeka dan siap meladeni permainan anak asuh Uston Nawawi tersebut. Kas Hartadi juga menyebut anak asuhnya dan manajemen Persik telah dirugikan baik material maupun immaterial.
"Dari sisi manajemen, kami mengalami kerugian biaya perjalanan dan akomodasi. Secara teknis, persiapan tim yang sudah matang sia-sia karena Persik batal bertanding. Jadi hukuman setimpal harus diberikan kepada pihak Laga FC akibat kelalaiannya tersebut," jelas pelatih asal Solo, Jateng itu.
Sedangkan pihak Laga FC, berencana mengajukan banding atas putusan Komdis ISC tersebut. Tim asuhan Uston Nawawi itu merasa telah menjadi korban keputusan sepihak dari operator turnamen.
Melalui surat bernomor 007/EKS-LAGA/V/2016 tertanggal 9 Mei 2016, Sekretaris Laga FC, Arief Syaifudin membenarkan jika pihaknya keberatan dengan keputusan yang dinilai sepihak tersebut. Pihak klub merasa ada beberapa prosedur yang belum dilalui oleh komisi disiplin terkait kasus diatas, termasuk belum memanggil tim Laga FC dan panitia penyelenggara lokal untuk dimintai keterangan.
1
Versi Arief, batalnya pertandingan antara tuan rumah Laga FC vs Persik Kediri bukan karena kesalahan panpel lokal. Sebab sebelumnya, pihak panpel telah berkoordinasi dengan Pemkab setempat, serta jajaran Kepolisian Resor Jombang dua minggu sebelumnya.
Bahkan saat digelar pertemuan teknik pada 30 April pukul 19.00 WIB, perwakilan Polres Jombang juga hadir dan menyatakan kesanggupannya mengamankan jalannya pertandingan ini.
“Kepolisian Jombang sudah sanggup untuk mengamankan laga pembuka tersebut, bahkan Bupati Jombang berencana hadir. Jika alasannya kami kurang berkoordinasi jadi aneh rasanya," ia menuturkan.
Kubu Laga FC juga merasa ada keanehan. Sebabnya, dua jam sebelum surat pelarangan laga ini dikeluarkan, Minggu (1/5/2016) pukul 08.00 WIB, Arief sempat dihubungi pihak Polres Jombang terkait syarat tambahan yang harus dipenuhi. Namun saat syarat itu akan dipenuhi, tepat pukul 10.00 WIB keluar surat pembatalan izin menggelar pertandingan yang ditandatangani oleh Kapolres Jombang Sudjarwoko SH.
Arief juga mempertanyakan bahwa tim Laga FC sampai saat ini belum menerima regulasi dan kode disiplin dari PT GTS selaku operator ISC B. Dengan begitu, Laga FC belum mengetahui pasal mana saja yang dilanggar usai gagal menggelar laga melawan Persik.
“Aneh, PT GTS belum memanggil tim Laga FC dan Panpel untuk dimintai keterangan penyebab gagalnya menggelar pertandingan, malah sudah muncul surat keputusan tersebut. Tentu ini sangat merugikan tim kami," ia menuturkan.