Bola.com, Jakarta - Seri perdana GP2 Series 2016 akan digelar di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, 13-15 Mei 2016. Ada dua pebalap berbakat Indonesia yang bakal unjuk gigi. Mereka adalah Sean Gelael dan Philo Paz Armand.
Sean dan Philo sama-sama disokong oleh Jagonya Ayam KFC Indonesia. Namun, keduanya membela tim berbeda. Sean di tim Spanyol, Pertamina Campos Racing. Sedangkan Philo membawa bendera tim Italia, Trident Racing.
Baca Juga
Berbeda dengan Sean yang sudah cukup dikenal, nama Philo masih belum begitu familiar di telinga pecinta balap nasional. Padahal, pebalap berusia 20 tahun itu sudah malang melintang di kancah balap internasional. Bahkan, demi mengejar karier balap, dia rela pindah ke Eropa tepatnya Italia saat masih berusia 13 tahun.
Pada 2015, Philo tampil di ajang Formula Renault 3,5 Series membela tim Pons Racing. Hanya, dia tak tampil semusim penuh. Philo cuma mengikuti sembilan balapan dan meraih satu poin hasil finis ke-10 di seri Monaco.
Tahun ini, Philo naik kelas ke GP2. Ajang tersebut hanya satu tingkat di bawah F1. Sebelum berkiprah di lomba jet darat pada 2016, Rio Haryanto juga ambil bagian di GP2 selama empat tahun dari 2012-2015.
Basket dan Wakeboard
Menjelang debut di GP2, Philo melakukan persiapan secara serius. Selain mengasah teknik, faktor fisik juga menjadi perhatian utama anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Sebelum terbang ke Eropa, Philo sempat berada di Jakarta selama sekitar sebulan pada April 2016. Di sela-sela kesibukan menghadiri acara sponsor, dia selalu menyempatkan diri untuk berlatih fisik, terutama pada akhir pekan.
Philo meyukai olahraga yang menantang adrenalin. Satu di antara favoritnya adalah basket. Sebelum memilih berkarier sebagai pebalap, Philo mengaku sempat berada di persimpangan jalan antara basket dan balap. Pecinta masakan Indonesia itu akhirnya memilih balap dan menjadikan basket sebagai hobi.
Philo punya lapangan basket mini dengan satu ring di halaman rumahnya. Lapangan tersebut dikelilingi pohon rindang yang menghalangi sinar matahari sehingga dia bisa berlatih basket dengan nyaman meski pada siang hari.
Lapangan itu hanya digunakan Philo buat berlatih ringan. Dia biasa bermain di sana untuk melatih skill basket. Ketika ada temannya yang bertamu, seperti Sean Gelael, Philo kerap bertanding basket satu lawan satu. "Saya sudah latihan basket sejak kecil. Basket saya pilih karena selain sehat juga menyenangkan," kata Philo.
Secara khusus Philo mengundang Bola.com untuk bermain basket bersama di rumahnya di bilangan Ancol, Jakarta Utara, pada akhir pekan medio April. Philo ternyata tak asal bicara. Dia memang piawai mengolah bola basket.
Dari caranya melakukan dribbling dan shooting, Philo tak terlihat seperti seorang pebalap. Dengan posturnya yang tinggi, dia bahkan bisa melakukan dunk!
Philo berlatih selama sekitar satu jam nonstop. Keberadaan kamera tak membuat Philo malu-malu dalam melakukan setiap gerakan basket. Dia justru semakin bersemangat dalam berlatih. Saking bersemangatnya, ring basket sampai bengkok setelah Philo melakukan aksi dunk dua tangan.
"Jarang-jarang saya dipotret saat latihan basket. Biasanya selalu di sirkuit pakai baju balap," ujar Philo sambil tersenyum.
Puas berlatih basket, Philo beristirahat sejenak. Namun, sesi latihannya belum selesai. Setelah itu, dia mengajak Bola.com ke Ancol untuk bermain wakeboard. Selain basket, wakeboard juga menjadi aktivitas luar ruangan favorit Philo.
"Wakeboard itu olahraga yang mirip skateboard. Sama-sama pakai papan luncur, hanya tempatnya di air dan ditarik menggunakan tali mengitari danau. Olahraga ini bagus untuk melatih kekuatan tubuh bagian atas (upper body), terutama tangan saya," kata Philo.
Setelah siap, Philo langsung beraksi di air. Dia begitu menikmati menari-nari di air melewati rintangan yang dipasang di jalur permainan. Sesekali dia memperlihatkan aksi meliuk-liuk atau berbelok dengan gaya di atas wakeboard-nya.
Setelah melahap dua putaran, Philo terlihat lelah. Dia beristirahat sejenak sebelum kembali turun ke air. Latihan wakeboard juga dilahap Philo selama satu jam.
"Saya juga sebenarnya menggemari panjat dinding. Namun, untuk kali ini saya memilih tak melakukannya karena musim GP2 sudah dekat. Kalau cedera bisa repot," ujar Philo.
Untuk melatih otot-otot lengan dan leher, Philo berlatih di dalam ruangan. Kebetulan di kamar rumahnya Philo memiliki peralatan gym lengkap. Jadi, dia bisa berlatih kapan saja tanpa harus keluar rumah.
"Saya kurang suka berlatih di gym. Namun, karena profesional saya tetap harus melakukannya. Apalagi melatih otot leher yang sangat dibutuhkan pebalap untuk mengantisipasi G-Force saat balapan," kata Philo.
Latihan Simulator
Saat ini, Philo sudah berada di Italia untuk mempersiapka diri lebih matang lagi. Dia tinggal di Verona, yang jaraknya tak terlalu jauh dengan markas tim Trident Racing. Jika sudah di Negeri Piza, Philo tak bisa lagi melampiaskan hobinya bermain basket.
"Lapangan ada, tapi tak banyak teman untuk bermain basket. Kebanyakan lebih menyukai sepak bola. Di Italia saya berlatih di pusat kebugaran saja," ujar Philo.
Mendekati seri perdana, Philo mulai mengalihkan fokus ke teknik dan strategi balap. Dia rajin berlatih simulator di markas tim Trident.
Sebagai rookie, Philo memang belum pernah menjajal mayoritas sirkuit dalam kalender GP2 di balapan resmi dengan jet darat. Karena itu, berlatih di simulator sangat krusial bagi Philo untuk mengenal karakteristik sirkuit.
Pada musim debut di GP2, Philo tak mematok target muluk. Musim pertamanya ini digunakan sebagai pembelajaran. "Saya ingin konsisten finis di posisi 15 besar dulu. Kalau bisa dapat poin saya anggap sebagai bonus. Musim depan baru target itu dinaikkan," tutur Philo.
Dengan persiapan yang matang, Philo Paz Armand sudah siap mengharumkan nama Indonesia di GP2 Series 2016. Balapan di Catalunya menjadi arena pertama buat Philo buat unjuk kebolehan di atas lintasan.