Performa Pahlawan Leicester: Vardy-Mahrez Sempurna, Kejutan Kante

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 17 Mei 2016, 11:44 WIB
Visual seekor rubah terlihat pada prosesi parade pesta raihan juara Premier League 2015-2016, yang dilakukan para pendukung Leicester Ciy, Senin (16/5/2016) siang waktu setempat. (Reuters/Carl Recine)

Bola.com, Leicester - Leicester City meraih gelar Premier League 2015-2016 dengan selisih 10 angka di atas peringkat kedua, Arsenal. Pencapaian tersebut menjadi satu rekor tersendiri, yang dilakukan sebuah tim dengan status nyaris terdegradasi musim lalu.

Usai ditahan imbang Chelsea, pada laga pamungkas, akhir pekan lalu di Stadion Stamford Bridge, kalangan media di Inggris membuat analisa terkait para pemain Leicester City. Terkumpul fakta, ada sebelas pahlawan The Foxes, plus satu manajer, Claudio Ranieri.

Seperti dirilis Independent, Selasa (17/5/2016), hasil penelusuran memberikan fakta, duet lini depan, Jamie Vardy-Riyad Mahrez, menjadi pemain kunci. Kejutan terjadi ketika gelandang N'Golo Kante memiliki nilai 10 alias sempurna.

Advertisement

Berikut penilaian terhadap 5 orang yang dianggap sebagai pahlawan Leicester City dengan skor 10, dalam mengarungi musim 2015-2016.

1. Jamie Vardy
Ia dianggap menjadi pemain yang paling memberi inspirasi sepanjang musim. Pria berusia 29 tahun ini tak hanya jago merobek jala lawan, juga sukses menjaga konsistensi mental rekan-rekannya saat terdesak. Dia berhasil mengubah dirinya, dari pemain 'bukan siapa-siapa', berubah jadi harapan timnas Inggris.

Namanya sempat menjadi pembicaraan saat Leicester City mendatangkan sang striker dengan banderol cukup mahal, Rp 10 miliar, pada 2012. Tak sia-sia, karena mampu membawa The Foxes ke pentas Premier League. Selanjutnya, ia sukses memberi gelar juara.

Satu momen yang dianggap menunjukkan kualitas hebat seorang Vardy adalah gol ke gawang Liverpool pada medio Februari. Capaian bagus juga didapatnya saat merobek jala Jerman dan Belanda, di pertandingan persahabatan periode Maret. Performa itu pula yang bakal membawanya menjadi andalan Timnas Inggris pada Euro 2016.

2. Claudio Ranieri
Gelar Premier League 2015-2016 membuktikan dirinya tak lagi disebut sebagai spesialis 'nyaris'. Kali ini ia membuktikan diri sebagai kunci dari strategi dan taktik. Pengalaman gagal, terutama saat menjadi nakhoda Chelsea selama 4 tahun, memberi kekuatan.

Ranieri sukses mengaplikasikan taktik bertahan adalah senjata mematikan. Buktinya, setelah sistem kuartet bek berjalan bagus, lini tengah dan depan sukses dipoles. Tahun ini menjadi klimaks dari pengalamannya berkarier di tujuh tim berbeda, baik di Spanyol, Italia, Prancis maupun Inggris.

Sang Italiano mampu memberi perbedaan mendasar pada para pemain, yang sebagian besar dari mereka belum memiliki nama. Ia mampu memilih armada sesuai lawan, dan tak canggung untuk memberikan kepercayaan kepada pemain muda.

3. Wes Morgan
Sosoknya sudah melegenda bersama tim tradisional Inggris, Nottingham Forest. Satu dekade di sana mampu membentuk mental serta kualitas Morgan. Penampilannya tak canggung, terutama saat mendapat tekanan dari deretan bomber papan atas di Premiership 2015-2016.

Ia tak muncul begitu saja bersama Leicester City, Setidaknya, Morgan ikut membawa The Foxes naik kasta dua tahun lalu. Dia juga berstatus pemain terbaik klub periode 2012-2013. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi, karena setelah menjalani debut bersama timnas Jamaika pada 2013, lalu sukses mengemas runner-up Piala Emas.

Gol perdana musim ini memberikan hasil krusial, yakni kemenangan kontra Southampton, bulan lalu. Tak hanya itu, ia berkontribusi besar kala armada Claudio Ranieri menahan Manchester United di Old Trafford.

4. N'Golo Kante
Datang dari tim asal Ligue 1, Caen, pada musim panas tahun lalu, dirinya dianggap belum sanggup bersaing. Namun, semuanya terbantahkan. Sosok Kante dibawa ahli pencari bakat, Steve Walsh.

Karena Walsh pula-lah, Claudio Ranieri berani menempatkan Kante di area sentral. Penampilan gemilang sepanjang musim ini membuat banyak orang menyamakan dirinya sebagai Claude Makalele dan Lassana Diarra.

Secara permainan, daya juangnya sangat tinggi, determinasi dan kemampuan menebak arah permainan lawan, membuatnya masuk dalam nomine Pemain Terbaik Premier League versi PFA.

Posisinya di area gelandang bertahan, membuatnya menjadi pemain yang bertanggung jawab menahan bola atau pemain lawan. Terbukti, ia menjadi satu di antara pemain yang mampu mencatat 100 tekel berhasil sepanjang musim lalu.

5. Riyad Mahrez
Pekerja keras, determinasi tinggi, memiliki sepakan dengan presisi tinggi, plus tak kenal menyerah untuk mencari celah. Itulah karakter yang membuat sosok Mahrez berhasil merengkuh gelar ganda musim ini.

Ia mampu membawa Leicester City menjadi jawara Premiership. Belum cukup, anugerah lain datang, yakni status Pemain Terbaik Musim Ini versi Asosiasi Pemain Profesional (PFA). Apa yang diperlihatkan pemain berkebangsaan Aljazair tersebut menjadi sebuah tamparan tersendiri bagi para bintang berharga mahal yang bertebaran.

Seperti Konte, ia juga menjadi bagian dari pemain yang berhasil ditemukan Steve Walsh. Ia sempat diremehkan, karena kemampuan individunya justru menjadi bahaya bagi permainan fisik ala Inggris. Namun semua itu berhasil dibungkam dengan kreativitas permainan di lapangan.

Mahrez mampu bermain cerdik dengan memanfaatkan lebar lapangan, lalu melakukan penetrasi. Jika mentok, sepakan terukur yang berasal dari kaki kirinya, menjadi marabahaya bagi kiper lawan. Musim ini, ia terlibat dalam 28 gol, baik mencetak atau mengirim umpan matang.

Sumber: Independent

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini