PSSI Nilai Permintaan KLB Tak Patut dan Melanggar Sportivitas

oleh Juprianto Alexander Sianipar diperbarui 18 Mei 2016, 21:00 WIB
Plt. Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, saat diwawancara awak media di Kantor PSSI, Jakarta, Rabu (18/5/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, menilai permintaan Kongres Luar Biasa (KLB) sudah mengabaikan nilai sportivitas dalam sepak bola. Hal itu diutarakan Hinca untuk merespons tuntutan Kelompok 85 yang menginginkan digelarnya KLB PSSI.

Hingga kini, pemilik suara sah yang menginginkan terjadinya KLB terus bertambah. Dari rilis terbaru Kelompok 85, sudah ada 91 pemilik suara sah yang mendukung digelarnya KLB PSSI.

Advertisement

Para pemilik suara ini ingin KLB digelar untuk memilih Ketua Umum PSSI yang baru. Permintaan ini muncul setelah Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, saat ini menjadi tersangka dalam kasus dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur senilai Rp 48 miliar.

"Permintaan-permintaan itu (pemilik suara soal KLB) kami dengar, tapi sudah di luar sportivitas dan mekanisme yang ada karena ancaman boikot itu tidak tepat untuk disampaikan," ucap Hinca seusai Rapat Komite Eksekutif di kantor PSSI, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Meski begitu, Hinca mengaku akan tetap mengakomodasi permintaan KLB dari Kelompok 85. Namun, sebelum sampai ke sana, PSSI melalui dua anggota Komite Eksekutif (Exco), Erwin Dwi Budiawan dan Tony Apriliani, akan merespons, mempelajari, dan melakukan verifikasi pemilik suara yang mengajukan KLB.

"Yang perlu diingat juga ada tenggat tiga bulan untuk menggelar KLB PSSI, termasuk verifikasi pemilik suara, pembentukan Komite Pemilihan, dan juga Komite Banding Pemilihan," ia menuturkan.

Terakhir, Hinca memastikan akan tetap mengundang para pemilik suara, termasuk yang ada dalam Kelompok 85 untuk mengikuti Kongres Tahunan PSSI di Balikpapan, 1 Juni 2016.

Hal ini lantaran mereka masih berstatus anggota dan pemilik suara yang sah. "Kami akan tetap mengundang mereka karena mereka yang berdaulat untuk itu," ucap Hinca.