Bola.com, Selangor - Peluang Andik Vermansah untuk kembali membela Timnas Indonesiar terbuka lebar. Eks ikon Persebaya 1927 itu tak tertutup kemungkinan bakal dipanggil saat Tim Merah-Putih berlaga di ajang internasional. Termasuk jika rencana Indonesia uji coba melawan Malaysia dalam waktu dekat jadi terwujud.
Andik mengaku sangat senang jika ia termasuk dalam skuat Tim Merah-Putih. Pasalnya, terakhir kali pemain yang dijuluki Messi Indonesia tersebut membela Timnas Indonesia saat SEA Games 2013. Kala itu Tim Garuda Muda meraih medali perak.
Baca Juga
Jika kesempatan membela negara sekarang datang Andik tidak keberatan meluangkan waktunya, sekalipun ia sedang fokus menjalani Malaysia Super League (MLS) 2016 bersama klubnya Selangor FA. Sang penyerang sayap terikat kontrak selama dua musim dengan The Red Giants.
“Saya selalu siap jika memang dipanggil. Saya yakin, jika agenda tersebut tidak bertabrakan dengan jadwal pertandingan Selangor di MSL, manajemen dan tim pelatih pasti memberi izin saya meninggalkan aktivitas klub untuk sementara waktu,” tutur Andik yang dikontak bola.com lewat telepon jaringan internasional.
Andik sendiri berjanji akan memberikan seluruh kemampuannya jika memang tenaganya dipakai negara. “Saya merindukan atmosfer berlaga di lapangan dengan menggunakan kostum Tim Merah-Putih yang begitu membanggakan. Saya juga ingin membuktikan bahwa gaya main saya sudah berbeda dengan sebelumnya. Saya ingin berikan yang terbaik untuk Timnas,” jelas pemain yang pernah menjalani trial di klub Jepang, Ventforet Kofu pada akhir 2013 silam.
Soal pelatih, Andik tak menjagokan satu nama untuk menempati posisi pelatih kepala Timnas Indonesia. Pasalnya, siapa pun pelatihnya Andik siap memberikan yang terbaik. Andik sendiri menilai, banyak pelatih bagus yang pantas menangani Timnas. Ia menyebutkan nama Nilmaizar, Jacksen Tiago, Aji Santoso, dan Rahmad Darmawan.
“Saya kira PSSI lebih tahu siapa yang paling layak, karena mereka punya standar tertentu untuk memilih pelatih,” ujar pemain kelahiran 23 November 1991 tersebut.
Sejak Timnas Indonesia U-23 kalah dari Thailand 0-1 di final di SEA Games 2013, Andik memang sempat menjadi sorotan banyak pihak. Gaya bermainnya terkesan individual, dan menjadi salah satu kartu mati bagi tim Merah-Putih kala itu. "Ya, saya mendengar banyak kritik tentang saya kala itu. Saya menerimanya dan menganggap menjadi sebuah masukan yang baik untuk meningkatkan kualitas permainan," ucap Andik.
Kini Andik sudah jauh berubah. Bersama Selangor FA ia tak lagi mengutamakan aksi-aksi individu yang menjadi ciri khasnya saat masih membela Persebaya 1927. Bahkan karena perubahan gaya bermainnya, di Selangor Andik sempat menjadi raja assist.
"Tuntutan beradaptasi dengan gaya bermain klub-klub Malaysia yang amat kolektif mengubah style Andik. Ia kini jadi pemain yang amat mengedepankan kepentingan timnya. Tidak ada cerita ia terlalu bernafsu mencetak gol, saat bermain ia mementingkan hasil akhir pertandingan buat klubnya," cerita Jacksen F. Tiago, mantan pelatih klub Penang FA dalam sebuah percakapan dengan bola.com awal tahun ini.