Bola.com, Jakarta - Tim Primavera Baretti tumbang dengan skor mencolok 0-4 saat berhadapan melawan Calcio Legend di partai persahabatan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (21/5/2016). Pelatih Primavera Baretti, Danurwindo, mengungkapkan alasan di balik kekalahan telak timnya.
Baca Juga
Tim Primavera Baretti, berisi mantan pemain Timnas Indonesia yang pernah menimba ilmu di Italia pada pertengahan 1990-an. Program mercusuar PSSI yang dibiayai pengusaha gila bola, Nirwan Bakrie, mengirim pemain-pemain muda untuk tampil di kompetisi junior Primavera dan Baretti di Negeri Pizza.
Program ini melahirkan banyak pemain top. Sebut saja Kurniawan Dwi Yulianto, Yeyen Tumena, Imran Nahumarury, Kurnia Sandy, hingga Bima Sakti.
Tim reuni Primavera Baretti sebenarnya mampu mengimbangi permainan Calcio Legend pada babak pertama. Mereka hanya kebobolan satu gol melalui aksi David Terezeguet.
Namun, penampilan Primavera Baretti menurun drastis pada babak kedua. Alhasil, Calcio Legend mampu menyarangkan tiga gol tambahan. David Trezeguet menciptakan gol keduanya beberapa saat setelah babak kedua bergulir. Kemudian, Hernan Crespo menciptakan sepasang gol.
"Para pemain Calcio Legend punya skill tinggi dan soccer intelligence (kecerdasan bermain). Skill dan cara bermain mereka bagus walaupun sudah tua. Kami pada pertandingan ini belajar bahwa soccer intelligence amat dibutuhkan oleh pesepak bola. Para pemain muda kita harus belajar itu," ungkap Danurwindo.
"Level mereka memang papan atas. Usia boleh tua tapi skill tak hilang dan kecerdasan permainan luar biasa. Kalau sepak bola ingin berprestasi, kita harus mulai dengan usia dini dan latihan yang berkualitas. Kompetisi dan latihan mereka berkualitas," ia menambahkan.
Sejatinya, tim Calcio Legend dipimpin oleh Marcelo Lippi. Namun, dia batal hadir karena mendapatkan tugas sebagai Direktur Teknik Timnas Italia. Fabio Cannavaro kemudian ditunjuk sebagai pelatih Calcio Legend.