Banyak Doa dan Cinta dari PSS Sleman untuk Mendiang Gandhang

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 24 Mei 2016, 05:30 WIB
Salah satu ungkapan duka terhadap meninggalnya Slemania, Stanislaus Gandhang Deswara, seperti terlihat saat pertandingan PSS Sleman vs Persiba Bantul. (Bola.com/Romi Syahputra)

Bola.com, Sleman - Duka mendalam menyelimuti keluarga besar PSS Sleman, suporter Brigata Curva Sud (BCS) serta Slemania. Salah seorang suporter setia mereka, Stanislaus Gandhang Deswara, meninggal dunia diduga akibat dikeroyok oknum suporter lain, Minggu (22/5/2016).

Sebagai ungkapan dukacita, PSS melakukan prosesi penghormatan terhadap almarhum. Tepatnya saat tim Elang Jawa menjamu Persiba Bantul di Stadion maguwoharjo, Sleman, dalam lanjutan ISC B 2016, Senin (23/5/2016).

Prosesi penghormatan dilakukan Riski Novriansah dkk. sebelum laga dimulai. Para pemain, pelatih, manajemen, ofisial tim, dan suporter melakukan doa bersama lebih dari 21 ribu penonton yang hadir di stadion.

Mereka memanjatkan doa dengan khusyuk bercampur haru di depan foto serta karangan bunga yang diletakkan di sudut tribune barat-selatan stadion.

Advertisement

Tidak hanya di luar lapangan, luapan emosi juga dilakukan striker Tri Handoko seusai mencetak gol pembuka, menit ke-31. Mantan striker Perserang Serang itu berselebrasi dengan membawa kertas bertuliskan "Jika sepak bola lebih mahal daripada nyawa, maka kami lebih memilih hidup tanpa sepak bola #RIPFansIndonesia TH10".

"Kami hanya tidak ingin kejadian seperti ini kembali terulang. Lebih baik tidak usah sepak bola dari pada selalu ada korban jiwa termasuk kawan kami, Gandhang," ungkap Tri Handoko kepada bola.com.

Selain itu, saat babak kedua BCS juga mempersembahkan koreografi khusus untuk almarhum berlatar belakang kertas putih dan foto almarhum Gandhang.

PSS Sleman menutup laga dengan kemenangan 2-1 berkat dua gol Tri Handoko. Pelatih PSS, Seto Nurdiyantoro, menegaskan jika torehan poin penuh itu secara khusus didedikasikan untuk mendiang Gandhang.

"Laga yang menguras emosi karena kami baru saja kehilangan seorang kawan. Kemenangan ini kami persembahkan untuk almarhum," tutur Seto.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gandhang diduga dikeroyok kelompok suporter tim DIY lain di Jalan Magelang KM 14, Minggu (22/5/2016), sekitar pukul 05.00 WIB. Korban yang berasal dari Wonogiri, Jateng langsung dimakamkan di rumah duka Krentelan Lor, Hargantoro, Wonogiri.