Bola.com, Sleman - Bentrokan suporter di Jalan Magelang KM 14, Minggu (22/5/2016), sekitar pukul 05.00 WIB yang menewaskan pendukung PSS Sleman, Stanislaus Gandhang Deswara membuat suporter Brajamusti angkat bicara.
Kelompok suporter pendukung PSIM Yogyakarta itu membantah pihaknya ada di balik tewasnya Gandhang. Presiden Brajamusti, Rahmat Kurniawan mengaku pihaknya merasa disudutkan atas kasus tersebut.
Menurutnya, perjalanan pulang usai mendukung tim kesayangan berlaga di Stadion Jatidiri Semarang, sejumlah bus yang mengangkut rombongan mereka sempat mengalami pelemparan. Hal itu dibuktikannya sendiri dengan adanya beberapa unit kendaraan, baik bus maupun mobil pribadi yang rusak akibat pelemparan tersebut.
"Namun kami tak mempersoalkan kaus pelemparan tersebut. Dengan munculnya isu kami ada di balik penyerangan justru ini jadi salah kaprah," kata Rahmat Kurniawan, Selasa (23/5/2016).
Dia menjelaskan, jika sebelum berangkat ke Semarang, pihaknya telah berkoordinasi dengan perwakilan rombongan terkait prosedur keberangkatan dan kepulangan.
Saat ini ratusan Brajamusti diklaimnya terkoordiansi dengan rapi untuk bersangkat bersama-sama dari Wisma PSIM yang berada di utara Stadion Mandala Krida Yogyakarta.
"Jika ada yang terpisah kami tidak tahu karena sedari awal sudah terkoordinasi dengan baik berangkat dari wisma," ujar dia.
Hal senada diungkapkan Koordinator Departemen Advokasi dan Hukum DPP Brajamusti Edi Haryanto yang berharap masyarakat maupun suporter lain tak terprovokasi.
Adanya bumbu rivalitas antara suporter Kota Jogja dengan Sleman membuat suasana di akar rumput semakin keruh. Padahal, lanjut dia, DPP Brajamusti pun tak henti-hentinya memberikan edukasi kepada anggotanya untuk tidak mudah terprovokasi oleh apa pun.
Pihaknya selalu menegaskan kepada anggota Brajamusti yang lain untuk tetap konsisten mendukung PSIM. Dirinya pun berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut.
"Selama ini belum ada keterangan dari kepolisian terkait kronologi kejadian dan apakah korbannya suporter PSS Sleman atau warga biasa. Yang jelas kami datang ke stadion hanya untuk mendukung tim bukan untuk berbuat rusuh," tegas Edi.