Gagal Finis di Sprint Race GP2 Monako, Ini Komentar Sean-Philo

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 29 Mei 2016, 09:40 WIB
Sean Gelael dan Philo Paz Armand gagal merampungkan Sprint Race GP2 Monako, Sabtu (28/5/2016). (Twitter)

Bola.com, Monte Carlo - Pebalap tim Jagonya Ayam KFC Indonesia, Sean Gelael dan Philo Paz Armand, mengaku kecewa gagal finis pada Sprint Race GP2 Monako, Sabtu (28/5/2016). Bagi Sean, ini kali pertama dia gagal merampungkan balapan pada GP2 musim ini.

Sebelumnya pada balapan di Barcelona, Sean dua kali finis di posisi ke-13. Sementara pada Feature Race di Monako, Sean juga finis di urutan ke-13. Adapun Philo bernasib lebih apes. Di Barcelona, Philo gagal menyelesaikan balapan karena dua kali mobilnya bermasalah. Sementara pada Feature Race di Monako pada Jumat (27/5/2016), dia finis ke-17.

Advertisement

Keberhasilan Sean selalu finis di tiga balapan sebelumnya terhenti. Pada lap ketujuh Sprint Race GP2 Monako, mobil Sean melintir selepas berbelok di tikungan pertama. Ban kanan mobilnya kehilangan grip. Sean pun tak bisa mengendalikan mobil yang meluncur menghantam pembatas sirkuit.

"Ya itulah balapan. Kali ini saya tidak beruntung. Saya sudah berupaya maksimal. Mobil cukup bagus, tapi sayang harus berakhir seperti ini," kata Sean, pebalap berusia 19 tahun yang memperkuat tim Pertamina Campor Racing tersebut.

Adapun Philo yang memperkuat tim Trident Racing keluar dari lomba setelah mobilnya dipepet pebalap Racing Enginering, Jordan King dan terjebak di pembatas lintasan.

Pada lap keempat, Philo bergerak agak melebar di tikungan hairpin. Situasi ini dimanfaatkan King untuk menyusul. Namun, saat berupaya menyusul Philo, King terlihat sedikit memaksakan diri dan menutup ruang Philo, sehingga pebalap Indonesia ini keluar jalur dan terhalang pembatas. Akibat insiden ini, King mendapat penalti 10 detik.

"Tentu saya sangat kecewa. Saya kehilangan ruang sehingga mobil saya terjebak pembatas sirkuit," kata Philo Phaz Armand yang memulai balapan dari posisi ke-17 tersebut.

Sean dan Philo memang tidak memasang target tinggi pada musim penuh pertama mereka. Keduanya hanya menargetkan finis di posisi 15 besar di setiap balapan sambil belajar dan menimba pengalaman.