Bola.com, Pesisir Selatan - Libur jelang ramadan ini dimanfaatkan mayoritas pemain untuk mudik ke kampung halaman. Tidak terkecuali kiper muda Sriwijaya FC, Teja Paku Alam.
Teja memilih menghabiskan libur jelang ramadan di kampung halamannya, Surantih, Pesisir Selatan, Sumbar. Mantan pemain binaan PPLP Sumbar itu akan melakoni puasa pertama dan beribadah bersama keluarganya di kampung halaman.
Teja Paku Alam, putra kebanggaan Pesisir Selatan lahir di Kenagarian, Surantih, 14 Maret 1994. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Yusman ZK dan Haldihpul Dewi Putri, adik Kandung dari Dongki Agung Pribumi, Sespri Bupati Pessel saat ini.
Baca Juga
Mengenal Teja Paku Alam, ia pernah menempuh pendidikan di MTSN Salido Kecamatan IV Jurai, kemudian melanjutkan ke PPLP Sumbar hingga kelas dua. Berkat bakat dan kemampuannya sebagai pesepak bola, Teja dilirik SMA Ragunan Jakarta.
Rekam jejaknya di dunia si kulit bundar dimulai pada 2009 dengan bergabung di PPLP Sumbar. Tahun 2011 hingga 2013, ia terpilih dalam tim SAD yang berguru di Uruguay.
Pada 2013 ia mulai memperkuat Sriwijaya FC. Kapasitasnya sebagai kiper jempolan, dibuktikan dengan terpilihnya pemain yang satu kampung dengan pelatih Bali United, Indra Sjafri, itu sebagai kiper utama Laskar Wong Kito saat ini.
"Meski dari sisi persaingan sangat ketat di Sriwijaya, saya optimistis bisa masuk skuat inti Sriwijaya FC hingga akhir Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo," ungkap Teja.
Selanjutnya
Teja mengaku dukungan dan semangat dari kedua orangtua serta keluarga besarnya di kampung halaman membuatnya semakin terpacu untuk bisa mengasah bakat sebagai kiper andalan tim tetangga.
"Memang, tidak mudah bisa masuk tim utama Sriwijaya. Saya tidak bisa melupakan pengalaman berharga bisa bermain dengan beberapa pemain idola dan senior di klub sebesar Sriwijaya," ujarnya.
Ia mengaku libur jelang ramadan yang diberikan manajemen Sriwijaya FC akan dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga. Sebuah momen yang sangat jarang diperoleh ketika fokus di lapangan hijau.
Dongki Agung Pribumi, kakak kandung Teja, mengatakan di matanya sejak kecil Teja memang sudah terlihat bakat bermain bolanya. Hal itu dibuktikan dengan rajin berlatih tanpa kenal waktu.
"Apa yang didapat Teja merupakan bagian dari kerja kerasnya selama ini. Dia sangat disiplin dan tidak pernah berhenti meningkatkan kemampuan," tutur Agung.
Yusman ZK, ayah kandung Teja, menambahkan meski dirinya seorang polisi dengan jabatan Kapolsek Batangkapas, dirinya tidak memaksakan anaknya mengikuti jejaknya. "Saya memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk menekuni hobi dan jalan hidup yang dipilih, termasuk Teja sebagai pemain sepak bola," ungkapnya.
"Teja anaknya memang disiplin, baik saat latihan maupun di luar latihan dan santun dengan keluarga," tambah Yusman, sambil membuka bocoran bahwa Teja juga seorang karateka pemegang sabuk coklat Inkanas.
Walau sedikit pemalu dan fokus pada bidang olahraga tidak membuat prestasi pendidikan Teja menurun, bahkan sampai saat ini dirinya juga sedang menimba ilmu hukum di salah satu universitas.
"Harapan kami, meski Teja sudah berhasil mengukir prestasi, harus tetap rendah hati, rajin ibadah dan jangan merasa cepat puas," pungkas sang ayah mengakhiri pembicaraan.