Kolom: Pentingnya Catalunya bagi Pacuan Juara MotoGP

oleh Bola diperbarui 04 Jun 2016, 08:45 WIB
Kolom Andi Yanianto: Pentingnya Catalunya bagi Pacuan Juara MotoGP (bola.com/Rudi Riana)

Bola.com, - Suatu hari di bulan Maret 2015, seorang rekan dari Thailand menghampiri saya dan mengajukan sebuah pertanyaan tentang MotoGP yang di luar dugaan. Saya tahu pasti, rekan itu adalah penggemar Motogp dan die hard fan pebalap asal Spanyol, Marc Marquez.

Andai pertanyaannya apakah Marquez bisa mempertahankan gelar juara dunia yang diraih dua musim berturut-turut (2013 dan 2014), mungkin saya akan lebih mudah menjawab. Namun, pertanyaan yang diajukan terus terang cukup tricky dan perlu kehati-hatian dalam menjawabnya.
Pertanyaannya adalah siapa atau pabrikan mana yang akan mendominasi arena MotoGP pada musim 2015?

Advertisement

Seperti diketahui, selama dua musim sebelumnya berturut-turut Honda menjadi raja lewat Marquez sampai kemudian muncul julukan Baby Alien untuk pebalap kelahiran Cervera di provinsi Lleida, negara bagian Catalunya, Spanyol itu. Saya langsung mengajaknya menunggu hasil MotoGP Qatar.

Argumen saya adalah, karena hampir semua hasil lomba di Sirkuit Losail akan menunjukkan peta kekuatan MotoGP selama satu musim. Dengan kata lain, pebalap atau pabrikan yang menang di GP Qatar akan mendominasi musim secara keseluruhan. Tentu tidak akan 100% tepat, tapi paling tidak hasil MotoGP Qatar akan menjadi benchmark untuk lomba-lomba selanjutnya hingga akhir musim.

Hasil GP Qatar 2015 tentu sudah kita ketahui bersama yaitu Valentino Rossi yang keluar sebagai pemenang. Bagaimana jalannya musim 2015 tentu juga masih segar di ingatan, terutama pada dua race terakhir yang memicu permusuhan kelas berat antara duo Spanyol, Lorenzo dan Marc Marquez dengan Valentino Rossi. Bagaimana media mem-blow up berita perseteruan mereka dan memancing perdebatan di antara pendukung, juga masih terasa segar.

Pebalap Yamaha, Valentino Rossi, mencium trofi seusai memenangi MotoGP Qatar 2015. (EPA/Stringer)

Tentu saja, di akhir musim rekan saya itu kembali datang dan mengakui prediksi saya (yang sebetulnya agak sedikit asal-asalan) tepat. Kenapa saya sebut asal-asalan? Alasannya saat mengatakan itu tidak sekalipun saya melihat data. Saya hanya teringat beberapa momen penting seperti 2007 saat Casey Stoner bersama Ducati mampu mengasapi Rossi dengan Yamaha-nya. Ini juga yang akhirnya memancing saya untuk membuka data terutama hasil-hasil lomba MotoGP sejak GP Qatar tampil sebagai tuan rumah sejak 2004.

Hasilnya memang tidak terlalu mengejutkan karena sejak 2004 hingga 2015, paling tidak ada lima musim pemenang GP Qatar tampil sebagai juara dunia. Dimulai dari Rossi pada musim 2005, kemudian 2007 dan 2011 dengan Stoner, dan kemudian 2012 dan 2014 masing-masing oleh Lorenzo dan Marquez. Diperlebar sedikit, paling tidak pemenang GP Qatar dan juara dunia di musim tersebut berasal dari tim atau pabrikan yang sama, ternyata ada dua yaitu pada 2010 (Rossi menang GP Qatar dan Lorenzo juara dunia) dan 2015.

Pengecualian terdapat pada musim 2004, 2006, dan 2013. Pada tiga musim tersebut, pemenang GP Qatar justru tampil bersama pabrikan yang berbeda dengan sang juara dunia (2004 Sete Gibernau menang GP Qatar, Rossi juara dunia; 2006 Rossi-Nicky Hayden; dan 2013 Lorenzo-Marquez).

2 dari 2 halaman

1

Pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, berselebrasi seusai memenangi MotoGP Catalunya 2015. (EPA/Toni Albir)

GP Catalunya Juga Penentu

Jika GP Qatar bisa dianggap sebagai pembanding dominasi pabrikan, tentu ada juga GP yang sahih disebut ‘penentu’ juara dunia. Dari hasil membaca data, GP Catalunya justru lebih tepat disebut sebagai penentu. Mengambil rentang data yang sama, yaitu sejak 2004 saat Sirkuit Losail pertama kali menjadi tuan rumah, fakta yang ditemukan jauh lebih mengejutkan. Sirkuit Catalunya (kini bernama resmi Sirkuit Barcelona-Catalunya) sudah menjadi tuan rumah Motogp sejak musim 1996.

Dari 12 musim yang sudah berlalu sejak 2004, sembilan kali pemenang lomba di sirkuit yang terletak di Montmelo, sekitar 30 km sebelah utara kota Barcelona itu, akhirnya keluar sebagai juara dunia. Perinciannya adalah: 2004, 2005, 2009 (Rossi), 2007, 2011 (Stoner), 2010, 2012, 2015 (Lorenzo), dan 2014 (Marquez). Bagi Stoner dan Lorenzo bisa jadi Catalunya adalah seri terpenting di setiap musim karena semua gelar juara dunia yang mereka raih terdapat Catalunya sebagai salah satu sirkuit yang mereka menangi.

Sirkuit Catalunya, di Barcelona, Spanyol. (Wikipedia)

Dari data di atas, ternyata hanya Rossi dan Lorenzo yang mampu menjadi juara dunia dengan hanya menjadi pemenang GP Catalunya tanpa menjadi pemenang GP Qatar (2004, 2009, 2010, dan 2015). Sebaliknya, tidak ada satupun pebalap yang menjadi juara dunia dengan hanya menjadi pemenang GP Qatar tanpa menjadi pemenang GP Catalunya. Sementara anomali terbesar terjadi pada musim 2008 saat Stoner tampil sebagai pemenang GP Qatar, Dani Pedrosa pemenang GP Catalunya, dan Rossi menutup musim dengan gelar juara dunia.

Bisa jadi, ini sebabnya Catalunya sering dianggap seri terpenting di kalender MotoGP. Hanya tiga kali sejak 2004, pemenang GP Catalunya tidak menjadi juara dunia (2006 Rossi, 2008 Pedrosa, dan 2013 Lorenzo).

Alasan lain, datang dari luar catatan statistik yaitu karena Catalunya adalah sirkuit yang paling sering dipakai untuk tes. Tidak hanya MotoGP, seri balap dunia lain seperti Formula 1 juga menjadikan sirkuit ini sebagai tempat untuk tes terutama pramusim. Jadi, bisa dikatakan Catalunya adalah lahan bermain pebalap-pebalap dunia dari berbagai disiplin. Mereka semua paham dan hafal mati dengan karakter sirkuit ini. Tanpa perlu melakukan pengenalan, tim dan pebalap sudah punya data tentang sirkuit ini. Mereka hanya perlu melakukan penyesuaian sedikit dengan kondisi terakhir trek sebelum memulai babak kualifikasi dan lomba.

Home Race Bagi Banyak Pebalap dan Kru

Catalunya juga kerap dianggap sebagai home race bagi banyak pebalap dan kru. Pebalap asal Spanyol juga kerap tampil kesetanan di sirkuit ini. Masih ingat apa yang terjadi di babak kualifikasi musim 2015? Ya, saat itu dua pebalap tim pabrikan Suzuki, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales, mampu menempati posisi pole dan grid kedua, sebuah pencapaian luar biasa bagi Suzuki. Meski akhirnya hasil lomba berkata lain, tapi paling tidak itu adalah bukti Catalunya mampu membuat tim seperti Suzuki tampil bagus.

Rider Spanyol di MotoGP yang bisa disebut sebagai pebalap tuan rumah sebetulnya hanya enam karena tiga lainnya yaitu Alvaro Bautista, Hector Barbera, dan Lorenzo bukan orang Catalan. Bautista berasal dari Talavera de la Reina, kota di negara bagian Castile-La Mancha. Barbera dari Dos Aquas, Valencia, sementara Lorenzo berasal dari Palma de Mallorca, sebuah kota yang terletak di pulau Mallorca di lepas pantai Barcelona.

Meski demikian, karena sejak kecil sudah sering berlomba di sirkuit Catalunya, meski bukan berasal dari negara bagian Catalonia, mereka kerap menganggap Sirkuit Catalunya sebagai home race. Apalagi Lorenzo yang mengaku sebagai fan die hard FC Barcelona.

Dani Pedrosa dan Marc Marquez adalah dua pebalap asal Catalonia. (AFP/Robert Michael)

Enam pebalap yang berasal dari negara bagian Catalonia adalah Marquez, Tito Rabat (ini malah benar-benar kelahiran Barcelona), Pol dan Aleix Espargaro, Pedrosa, dan Vinales.

Kubu tim pabrikan Honda (Repsol Honda) juga terang-terangan mengakui Catalunya adalah home race karena tidak hanya pebalap mereka yang berasal dari Catalonia, tapi juga kru yang sebagian besar berasal atau tinggal di Barcelona.

Faktor home race bisa menjadi kunci besar untuk meraih kemenangan. Namun, jangan dilupa, seperti yang disebut di atas, semua pebalap dan tim paham benar bagaimana karakter sirkuit ini. Kecuali pendukung yang datang, bisa jadi faktor home race tidak berarti banyak meski mampu menjadi pemompa semangat.

 

Andi Yanianto 

* Penulis adalah Pengamat Motorsport 

Berita Terkait