Kelompok 85 Inginkan Terobosan dalam Pemilihan Pelatih Timnas

oleh Gerry Anugrah Putra diperbarui 04 Jun 2016, 14:45 WIB
Kelompok 85 menginginkan PSSI melakukan terobosan dalam hal pemlihan pelatih Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Tidak hanya mendesak adanya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, Kelompok 85 juga turut memberikan pandangan mengenai proses seleksi yang sedang dijalankan PSSI untuk mendapatkan pelatih Timnas proyeksi Piala AFF 2016.

Seperti diketahui, PSSI melalui Komite Teknik dan Pengembangan dan tim panelis sudah menjalankan fit and proper test bagi kandidat pelatih timnas pada Rabu (1/6/2016). Hingga Sabtu (4/6/2016), masih tersisa dua kandidat, yakni Nilmaizar dan Rahmad Darmawan.

Satu calon lain, yakni Indra Sjafri, memutuskan mengundurkan diri. Sementara untuk Timnas U-19, Sutan Harharah jadi kandidat tunggal pelatih.

Merespons hal ini, Kelompok 85 memberikan masukan kepada PSSI. Haruna Soemitro, Komite Media Kelompok 85, mengungkapkan bila PSSI semestinya melakukan terobosan terkait pembentukan timnas, mulai pemiihan pelatih hingga status pemain.

Advertisement

Pasalnya, Kelompok 85 yang terdiri klub-klub di Tanah Air merupakan pemilik kontrak dengan pemain sehingga mereka merasa sebaiknya ikut dilibatkan dalam persoalan timnas.

"Kami menganggap PSSI tidak percaya diri dalam membentuk timnas sehingga butuh dorongan. Makanya kami menyarankan PSSI agar mengajak kami bersama pemerintah membicarakan pembentukan timnas," ujar Haruna, di Jakarta.

Meski begitu, Haruna menegaskan bila Kelompok 85 tidak bermaksud melakukan intervensi dalam proses pembentukan timnas, termasuk pemilihan pelatih timnas. "Pemilihan pelatih timnas merupakan kewenangan Komite Eksekutif PSSI. Kami hanya ingin mendorong PSSI agar lebih percaya diri," tuturnya.

Haruna juga menampik bila Kelompok 85 sudah punya calon pelatih timnas. Hal itu mengacu pada pernyataan Ketua Kelompok 85, Edy Rahmayadi, yang menyebut Alfred Riedl sebagai kandidat pengisi kursi panas pelatih Tim Merah-Putih seusai jumpa pers akhir Mei lalu.

"Untuk saat ini kami bukan PSSI yang berwenang mencari pelatih timnas. Dalam situasi seperti sekarang, PSSI harus punya terobosan layaknya kompetisi yang sudah berjalan lagi," kata Haruna.