Bola.com, Jakarta - Perhelatan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 resmi berakhir pada Minggu (5/6/2016). Selama tujuh hari bergulir, turnamen berhadiah total 900 ribu dolar AS (12 miliar rupiah) itu berjalan lancar tanpa masalah besar.
Meski sukses penyelenggaraan, secara prestasi Indonesia meraih hasil yang mengecewakan. Untuk pertama kali sepanjang sejarah Indonesia Open, tuan rumah tak punya satu pun wakil pada laga final. Total Indonesia sudah tiga tahun puasa gelar di rumah sendiri.
Baca Juga
"Dari sisi penyelenggaraan, Indonesia Open 2016 sudah berjalan dengan baik. Namun, secara hasil belum sesuai dengan harapan. Ini jadi tantangan buat PBSI agar ke depannya para pemain muda kita bisa lebih berbicara," kata Ketua Panitia Penyelenggara BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016, Achmad Budiharto.
Pergelaran Indonesia Open 2016 mendapat pujian dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Indonesia Open disebut sebagai salah satu turnamen bulutangkis terbaik dalam kalender BWF sekaligus memiliki hadiah terbesar.
"PBSI selalu mampu menciptakan kreasi baru untuk meningkatkan antusiasme penonton. Seluruh pemain juga mengaku senang tampil di Istora. Meski tak ada pemain Indonesia di final, atmosfer di dalam arena tetap luar biasa. Secara umum, kami puas karena turnamen berjalan mulus," ujar Thomas Lund, Sekjen BWF.
Satu-satunya problem yang sempat mengganggu pertandingan adalah atap Istora yang bocor. Karena masalah itu, beberapa pertandingan sempat dihentikan sementara dan dipindah ke lapangan lain.
"Masalah ini (atap bocor) sudah ada sejak tahun lalu. Namun, tahun lalu yang bocor di lapangan 1 dan sudah kami perbaiki. Siapa sangka kali ini yang bocor ternyata di bagian lain," ujar Budiharto, yang juga menjabat sebagai Wasekjen PP PBSI.
Menurut Budiharto, Indonesia belum punya gedung lain yang layak menggelar turnamen level super series premier seperti Istora. Dia pun berharap, renovasi Istora untuk Asian Games 2018 bisa menjadi berkah.
"Kami sudah berdiskusi dengan pihak pengelola Gelora Bung Karno untuk mendesain ulang Istora sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan persyaratan buat turnamen level super series premier. Sarana dan prasarana Istora akan kami buat senyaman mungkin bagi penonton, mulai dari sirkulasi udara, sistem tempat duduk, hingga ruang untuk sponsor," kata Budiharto.
Selama masa renovasi, Budiharto mengatakan tempat perhelatan Indonesia Open akan dipindah untuk sementara. Namun, dia masih merahasiakan lokasinya sampai ada keputusan resmi dari BWF. Isu yang beredar Indonesia Open akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC).
"Yang pasti Indonesia Open 2017 tak akan keluar dari Jakarta. Kami sudah menyiapkan lokasi baru di Senayan dan perwakilan BWF sudah melakukan pengecekan apakah sudah memenuhi standar atau belum. Masalah utamanya adalah kapasitas gedung tersebut lebih kecil dari Istora. Kami harus menyiasatinya supaya bisa menampung lebih banyak penonton," tutur Budiharto.
Sementara itu, BCA masih berencana untuk menjadi sponsor utama Indonesia Open 2017. Mereka pun siap menaikkan jumlah hadiah total. BCA sudah jadi sponsor titel Indonesia Open sejak 2014.
"Dilihat dari tahun ke tahun, penyelenggaraan Indonesia Open terus membaik. Contoh nyatanya adalah sikap penonton yang semakin dewasa. Mereka bisa menghargai permainan dan mendukung pemain favorit masing-masing tanpa membuat sesuatu yang buruk," kata Sekretaris Perusahaan BCA, Inge Setiawati.